Eksekusi Rights Issue BSI (BRIS), Bank Mandiri Suntik Rp 2,75 Triliun

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Pegawai melayani nasabah di Kantor Cabang Digital Bank Syariah Indonesia (BSI) Thamrin, Jakarta.
Penulis: Syahrizal Sidik
21/12/2022, 08.27 WIB

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), melakukan penambahan penyertaan modal kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) senilai Rp 2,75 triliun.

Penambahan modal itu dilakukan pada 19 Desember 2022 sebagai pelaksanaan atas aksi korporasi hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue BSI.

“Penambaan penyertaan modal kepada BSI diharapkan dapat mendukung kegiatan bisnis dan operasional BSI sebagai bagian dari Mandiri Group yang bergera di bidang keuangan syariah,” kata Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Aturridha, dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (21/12).

Sebelumnya, Bank Syariah Indonesia mengumumkan akan melaksanakan rights issue dengan melepas sebanyak 4,99 miliar saham baru seri B. Nilai tersebut setara  10,84% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nominal Rp 500 per saham. 

Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Khoerur Roziqin, sebelumnya menyatakan, rights issue Bank Syariah Indonesia sudah memperoleh izin efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bakal dieksekusi di akhir tahun ini. Dalam aksi korporasi ini, Bank Mandiri akan mempertahankan kepemilikannya. 

"Bank Rakyat Indonesia terdilusi tapi tetap mempertahankan di atas 15%, Bank Mandiri akan mempertahankan kepemilikannya," ungkap Khoerur, dalam pers konferensi di Gedung BUMN, Jakarta, Kamis (15/12).

Sedangkan, porsi kepemilikan saham pemerintah, lanjut Khoerur tidak akan mengami perubahan. Jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rangka HMETD I ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp 4,99 triliun.

Berdasarkan pemegang saham efektif BRIS sampai dengan 30 November 2022, tiga bank Himbara tercatat sebagai pemegang saham pengendali dengan rincian, Bank Mandiri menguasai 50,83% saham. Bank Negara Indonesia mengapit 24,85% saham. Sedangkan, BRI memiliki 17,25% saham.

Selebihnya adalah pemegang saham lainnya sebesar 7,07%.  Rencananya, seluruh dana hasil HMETD ini akan digunakan oleh perseroan untuk penyaluran pembiayaan dalam mendukung pertumbuhan bisnis perseroan. 

Reporter: Syahrizal Sidik