Pendiri perusahaan tambang batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Dato' Dr. Low Tuck Kwong masih menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia versi The Real-Time Billionaires Forbes, Senin (26/12).
Posisi tersebut berhasil diduduki setelah Low Tuck Kwong menggeser posisi Hartono bersaudara, pemilik Grup Djarum termasuk PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Menurut versi The Real-Time Billionaires Forbes, Low Tuck Kwong kekayaan bersihnya siang ini mencapai US$ 26,4 miliar atau setara Rp 411,84 triliun.
Sedangkan, Robert Budi Hartono ada di US$ 22,3 miliar atau setara Rp 347,88 triliun dan Michael Hartono ada di US$ 21,4 miliar setara Rp 333,84 triliun.
Bahkan, siang ini kekayaan dari ketiganya terus bertambah. Tentu saja kekayaan Low Tuck Kwong yang berusia 74 tahun ini merupakan yang tertinggi. Kekayaan bos Bayan Resources tersebut bertambah US$ 1,2 miliar atau Rp 18,72 triliun.
Robert Budi Hartono yang berusia 81 tahun juga naik US$ 129 juta atau Rp 2,01 triliun 0,58%. Sedangkan Michael Hartono yang berusia 83 tahun naik US$ 124 juta atau Rp 1,93 triliun atau 0,58%.
Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Saham BYAN melonjak 900 poin atau 4,85% ke posisi 19.475.
Sedangkan, saham milik duet Hartono yakni PT Bank Central Asia Tbk (BCA) naik 50 poin atau 0,59% ke 8.550 dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli stagnan di 468. Lalu, saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) naik 15 poin atau 1,42% ke 1.070. Sedangkan, saham PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) merosot 5 poin atau 0,61% ke 820 per sahamnya.
Berdasarkan data pasar, hingga Senin (26/12), saham BYAN telah melesat sejauh 600% secara year to date (ytd). Sebagai informasi, pemegang saham mayoritas Bayan Resources adalah Low Tuck Kwong sebanyak 60,93% dan PT Sumber Suryadaya Prima 10%.
Peningkatan harga saham BYAN yang terjadi sepanjang tahun ini pun mengantarkan sang pemiliknya ke jajaran orang terkaya di Indonesia.
Di awal bulan Desember 2022, BYAN melakukan aksi korporasi berupa pemecahan nilai nominal saham (stock split) 1:10. Sejak stock split dilakukan, harga saham BYAN terus menguat. Nilai kapitalisasi BYAN menduduki peringkat ketiga terbesar di bursa domestik dengan jumlah Rp 619 triliun.
Kekayaan pemilik Bayan Resources pun disinyalir akan terus bertambah. Pasalnya, perseroan tengah mempersiapkan pembagian dividen interim jumbo senilai US$ 1 miliar atau US$ 0,03 per saham. Pembagian dividen tunai ini akan dilangsungkan tahun depan, tepatnya pada tanggal 5 Januari 2023.