Saham Emiten Batu Bara Ini Diuntungkan Perppu Ciptaker

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/11/2022). Pemerintah berencana menaikkan target produksi batu bara nasional dari 663 juta ton pada tahun 2022 menjadi 694 juta ton di tahun 2023.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lona Olavia
3/1/2023, 17.24 WIB

Nico juga merekomendasikan beberapa saham batu bara untuk dibeli yakni, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan target resistance 1.225 dan support 1.050, PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan target resistance 2.870 dan  support 2.670, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target resistance 3.840 dan support 3.660.

Sementara itu Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama memberikan rating overweight untuk industri batu bara termal Indonesia. Adapun alasannya adalah, perusahaan batu bara Indonesia meraup laba dari lonjakan ASP. 

Selain itu, Indonesia menjadi pemasok global yang dapat diandalkan karena produksinya tidak begitu terhalang oleh La Nina, tidak seperti Australia.

“ Lalu industri batu bara termal Indonesia sudah punya pasar di Asia dan Eropa selama paruh kedua 2022 menyusul ketegangan geopolitik di Eropa,” ujar Ezar dalam risetnya. Adapun saham pilihan Ezar adalah PT Indika Energy Tbk (INDY) sebagai pilihan utama  dengan target harga Rp 3.700. Sebab, puncak harga batu bara yang terjadi tahun ini akan menurun dan harga batu bara akan stabil tahun depan.

“INDY telah mengurangi ketergantungan pada batu bara dan berfokus pada bisnis energi hijau, seperti kendaraan listrik (EV),” kata Ezar.



Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid