PT XL AxiataTbk (EXCL) secara resmi telah menerima pengunduran diri Budi Pramantika selaku Direktur & Chief Finance Officer (CFO) XL Axiata pada 6 Maret 2023.

Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini membantah bahwa Budi mundur karena dampak dari kinerja XL yang menurun dari segi laba pada tahun lalu. Di mana laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat turun menjadi Rp 1,1 triliun sepanjang 2022, dibandingkan dengan laba bersih pada 2021 yang sebesar Rp 1,3 triliun. Padahal emiten telekomunikasi itu mampu membukukan kenaikan pendapatan dari Rp 26,7 triliun menjadi Rp 29,2 triliun. 

Budi dikatakan Dian, mundur dari jabatannya sebagai direktur dengan alasan pribadi menjadi pertimbangan, setelah menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak Oktober 2020.

"Sebagai Direktur Keuangan, Pak Budi telah memberikan kontribusi besar terhadap kemampuan XL Axiata dalam menjaga kinerja keuangan, termasuk selama saat masa pandemi Covid-19 yang sulit, serta dalam menghadapi kompetisi industri telekomunikasi yang sangat ketat, melalui penerapan sejumlah kebijakan pengelolaan keuangan,” kata Dian dalam keterangan resmi dikutip Kamis (9/3).

Berikut ini antara lain sejumlah kontribusi besar Budi Pramantika selama menduduki kursi Direktur Keuangan XL Axiata:

  • Pengelolaan aset yang optimum. Langkah ini diambil untuk menyikapi tantangan industri telekomunikasi dengan melakukan pengelolaan aset secara maksimal. Semua aset yang dimiliki perseroan, baik uang aset tetap, investasi, sales & lease back hingga capex, semua harus menghasilkan return secara optimal.
  • Penggalangan dana untuk memperkuat permodalan. Guna membiayai capex, XL  Axiata telah melakukan penggalangan dana selain dari pinjaman bank, yaitu melalui penerbitan Bond dan Sukuk, serta Right Issue. Melalui kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan di tahun 2022 lalu itu, XL Axiata telah menggalang dana total sekitar Rp 8 triliun. Masing-masing sebesar Rp 3 triliun melalui bond dan sukuk pada September 2022 dengan harga yang sangat kompetitif, dan sekitar Rp 5 triliun melalui rights issue.
  • Dana yang berhasil dihimpun tersebut telah memperkuat neraca dan memungkinkan XL Axiata mempertahankan peringkat AAA nilai investasi yang dimiliki saat ini. Selain itu, keberhasilan ini juga telah menyeimbangkan profil utang perusahaan sehingga lebih siap menghadapi potensi kenaikan suku bunga di masa mendatang.
  • Transformasi digital di bidang keuangan. Digitalisasi ini perlu diterapkan di sisi keuangan perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan. Semua proses di finance perlu diubah ke digital dan otomasi. Proses finansial yang dimaksud mencakup business case, proses sourcing, hingga pembuatan kontrak, pembayaran, hingga pembukuan.
  • Pengeloaan biaya yang efektif dan efisien, khususnya penerapan operational excellence dan penghematan beban biaya operasional. Kebijakan ini untuk mendukung pencapaian kinerja perusahaan, seperti pengurangan biaya sewa menara, potensi pengurangan beban bunga terkait dengan penerbitan bond dan sukuk, serta rights issue.

“Selanjutnya, perseroan akan mengajukan  permohonan  persetujuan atas pengunduran diri tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham terdekat,” kata Dian.