Hero Supermarket Ubah Rugi Jadi Laba Rp 59,11 Miliar

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Supermarket Hero di kawsan Permata Hijau, Jakarta Utara (14/1). PT Hero Supermarket Tbk (HERO) terpaksa harus menutup sebanyak 26 gerainya baik yang terdiri dari gerai Giant dan Hero serta harus memangkas sebanyak 523 karyawan.\
21/3/2023, 14.28 WIB

Sementara aset Hero Supermarket meningkat 10,15% menjadi Rp 6,91 triliun hingga akhir 2022. Aset pada Desember 2021 yaitu Rp 6,27 triliun. Lalu liabilitas perusahaan Rp 5,97 triliun, naik 10,6% dibandingkan Desember 2021 yaitu Rp 5,39 triliun.

Di lain sisi, ekuitas HERO turut mengalami peningkatan 7,36% menjadi Rp 938,13 miliar hingga 2022. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 873,82 miliar.

Adapun gerai ritel mengalami tekanan sejak pandemi sebab mengalami kerigian bahkan hingga harus tutup permanen. Misalnya anak perusahaan PT Hero Supermarket Tbk yaitu Giant yang menutup gerainya di Indonesia.

Sebelumnya Pakar Pemasaran dan Perilaku Konsumen dari Universitas Indonesia Sri Rahayu Hijrah Hati  mengatakan bahwa terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan gerai ritel tutup. Faktor tersebut di antaranya adalah ekspansi berlebihan, pandemi, pertumbuhan ekonomi, demografi dan perubahan perlaku konsumen.

"Masyarakat sudah mulai merasa nyaman dengan melakukan belanja online sehingga pertumbuhan ritel offline agak sedikit menurun, namun secara umum nilainya sangat besar," ujarnya.

Saham HERO hingga perdagangan pada 14.00 WIB naik 14,34% atau 175 poin ke level Rp 1.395 per saham. Volume perdagangan mencapai 52,5 juta dengan nilai transaksi Rp 67,96 miliar dan frekuensi 56 kali.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail