DPR Minta Dirut Garuda Pindah Benahi Waskita Karya

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kiri) berbincang dengan Direktur Citilink Juliandra (kanan) saat melakukan tinjauan operasional kru pesawat penerbangan mudik Natal dan Tahun Baru 2021 di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (23/12/2020).
Penulis: Zahwa Madjid
14/6/2023, 08.02 WIB

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade merekomendasikan Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra untuk berpindah ke PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Hal ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI pada Selasa (13/6). 

Pertimbangan perpindahan tersebut disampaikan Andre berdasarkan kinerja Irfan dalam menyelamatkan PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA), ia berharap hal yang sama dapat diterapkan dalam emiten konstruksi Waskita Karya yang saat ini terbebani beban utang tinggi. 

“Pak Irfan yang katanya sudah sukses dalam menyelamatkan Garuda Indonesia, mungkin bisa kita pertimbangkan hari Kamis besok kita usulkan ke pak Erick ke Waskita. Untuk menyambut tantangan baru,” ujar Andre. 

Andre juga menjelaskan bahwa perpindahan dapat mempertimbangkan untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya.

“Mungkin bisa kita pertimbangkan untuk penyelamatan BUMN-BUMN yang lain, kita usulkan. Mungkin bisa jd kesimpulan rapat pimpinan,” ujar Andre.

Menanggapi pernyataan Andre, Irfan menegaskan keberhasilannya dalam GIAA merupakan hasil perseroan secara keseluruhan bukan karena individu. Sehingga walaupun ia akan berpindah ke Waskita Karya, kinerjanya belum tentu akan maksimal.

“Kecuali Bapak, Ibu DPR ada pesanan khusus karena senang jajaran direksi Garuda duduk di sini. Dan saya tahu diri di usia saya sudah tidak muda lagi," ujar Irfan.

Sebagai informasi, upaya penyehatan perusahaan Garuda Indonesia terus berjalan pasca menjalani restrukturisasi utang. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutnya sebagai restrukturasi terbesar sepanjang sejarah. 

Sejumlah paket persyaratan perjanjian damai sudah dilakukan, antara lain Penerbitan Surat Utang Baru dan Surat Utang Berbasis Syariah Baru pada 28 dan 29 Desember tahun lalu. Pemerintah juga telah merealisasikan dukungan penyehatan lewat Penyertaan Modal Negara sebesar Rp7,5 triliun.

Usai homologasi, Garuda Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar US$ 3,76 miliar yang berasal dari pembalikan utang. 

"Kami baru saja melewati restrukturisasi paling besar, paling brutal, dan paling zalim," kata Irfan Setiaputra ketika memberikan wawancara khusus kepada Katadata.co.id, Kamis (6/4).

Reporter: Zahwa Madjid