Benahi Kinerja, Dirut Kimia Farma Fokus Transformasi SDM

Dok. Kimia Farma
Ilustrasi produk PT Kimia Farma Tbk.
14/6/2023, 15.36 WIB

Emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) saat ini berusaha memperbaiki sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu strategi untuk memberi dampak positif bagi kinerja perusahaan. 

Direktur Utama Kimia Farma David Utama menargetkan dalam dua tahun untuk berhasil mentransformasi sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, transformasi pekerja di Kimia Farma sangat penting dampaknya bagi kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Sampai dengan kuartal pertama 2023, KAEF tercatat memiliki 11.630 karyawan. 

Untuk bertranformasi, dirut perusahaan pelat merah ini mengatakan tidak mau pelan-pelan untuk menjadikan SDM perusahaan makin baik. David memberi mandat ke segenap jajarannya untuk membenahi karyawan. 

"Di BUMN saya merasa diberi amanat dan saya tahu saya tidak akan di sini dengan waktu yang lama. Waktu saya hanya sampai 2024," kata dia bercerita di suatu kesempatan, dikutip Rabu (14/6).

Dia juga mengatakan setiap karyawan bisa bertumbuh di Kimia Farma. Bahkan, menurutnya, karyawan juga bisa mendapatkan kesempatan yang setara jika ingin berkembang.

"Jadi bukan karena sudah lama, merasa senior lalu perlu dipromosi, itu bukan di sistem kepemimpinan saya," katanya.

David juga bercerita, dirinya sering untuk berkeliling-keliling ke kantor Kimia Farma yang tersebar di Indonesia. Saat menggelar townhall atau pertemuan bersama para karyawan, dia selalu membekali dengan ilmu kepemimpinan.

Selain itu, David juga menyampaikan walaupun perseroan memiliki pendapatan yang besar, namun laba yang dicetak justru kecil. Untuk itu, dirinya berkomitmen untuk memperbaiki dari sisi operasional

Dia mengatakan saat belum menjadi direktur utama, menurutnya Kimia Farma 'gendut di tengah' karena top line nya Rp 12 triliun, pada 2021, namun net income Rp 289 miliar.

"Berarti  perusahaan gendut di tengah. Saya sudah baca, utangnya gede. Berarti problemnya di efesiensi dan operation," katanya. 

Mengutip laporan keuangan yang telah dipublikasikan, pada 2022 Kimia Farma mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 170,04 miliar. Hal ini kontras dengan pencapaian pada 2021, di mana perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 302,27 miliar.

Penyebab rugi bersih perusahaan berkode emiten KAEF ini, adalah kinerja penjualan yang anjlok sepanjang tahun lalu. Pada 2022, Kimia Farma membukukan penjualan sebesar Rp 9,6 triliun, turun 25,28% dibandingkan penjualan pada 2021 yang mencapai Rp 12,85 triliun.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail