PT Bumi Resources Tbk memprioritaskan penjualan amonium nitrat untuk memenuhi kebutuhan domestik. Adapun penjualan tersebut seiring dengan proyek gasifikasi batu bara dengan Cina.
Presiden Direktur Bumi Resources Andika Nuraga mengatakan, target pembangunan fasilitas gasifikasi membutuhkan waktu tiga tahun. Namun besaran investasi untuk pembangunan masih dalam perhitungan.
Andika menjelaskan nantinya amonia akan diolah menjadi amonium nitrat dan akan disalurkan untuk kebutuhan domestik.
"Sebagian akan disalurkan untuk di pasar terbuka," katanya saat ditemui wartawan di Jakarta, Kamis (15/6).
Adapun emiten dengan kode saham BUMI itu sedang giat mengerjakan proyek grasifikasi batu bara untuk menghasilkan salah satu produk petrokimia yaitu amonia. Amonia bermanfaat untuk bahan baku peledak, pupuk, dan sumber energi baru.
Pada tahun ini Bumi Resources menargetkan bisa memproduksi batu bara sebanyak 75-80 metrik ton. Adapun harganya diprediksi ada di rentang US$ 95-105 per ton. Terkait kinerja keuangan, perseroan mencatat pendapatan US$ 454,9 juta pada kuartal I 2023 atau naik 30% dari kuartal I 2022 sebesar US$ 349,9 juta.
Jumlah tersebut belum termasuk PT Kaltim Prima Coal atau KPC yang merupakan anak usaha BUMI. Dalam hal ini BUMI tidak dapat mengkonsolidasikan KPC dan hanya dapat dijadikan equity accounted untuk 51% yang dimiliki perseroan di dalamnya.