PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan pendapatan dividen sebesar Rp 1,5 triliun, naik 9% dibandingkan periode sama tahun lalu. Perusahaan investasi yang didirikan oleh Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya ini mencatatkan net asset value (NAV) sebesar Rp 47,5 triliun.

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan, peningkatan penerimaan dividen dari perusahaan portofolio memperkuat kinerja perusahaan dari sisi arus kas yang terus tumbuh positif.

“Perusahaan secara disiplin mengimplementasikan strategi investasi yang mendorong peningkatan nilai portofolio kami secara keseluruhan. Secara konsisten kami juga terus mengoptimalkan setiap peluang investasi baru sebagai langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Minggu (30/7).

Menurut Devin, sebagai negara dengan populasi yang terus bertumbuh dan didukung oleh potensi sumber daya alam yang tinggi serta perekonomian yang tumbuh positif, Indonesia tetap menawarkan peluang investasi yang sangat menarik.  Oleh karena itu, Saratoga akan terus memperkuat investasinya di sektor-sektor penggerak ekonomi yang bernilai strategis bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

“Perusahaan berkomitmen untuk terus memperkuat portofolio investasi yang sudah ada khususnya pada infrastruktur digital dan energi terbarukan. Serta melanjutkan diversifikasi investasi pada sektor lainnya seperti pelayanan kesehatan dan produk konsumen melalui kerja sama dengan mitra strategis,” ujarnya.

Dengan dukungan arus kas yang kuat, Saratoga juga telah membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 1 triliun atau sekitar Rp 75 per saham. Jumlah tersebut setara dividen yield sebesar 4,4%. Jumlah dividen tunai tersebut meningkat 28% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 810 miliar atau Rp 60 per saham.

Direktur Keuangan Saratoga Lany D Wong mengungkapkan, sepanjang semester I 2023, Saratoga mampu mempertahankan rasio biaya dan utang yang sehat dengan biaya operasional sebesar 0,5% dari NAV dan loan to value sebesar 1,1%.

Di tengah tingkat suku bunga yang masih tinggi, Saratoga berhasil menurunkan beban bunga di semester I 2023 sebesar 53% dibanding dengan semester I 2022 melalui inisiatif pengurangan utang. Posisi utang bersih perusahaan pada periode ini adalah Rp 507 miliar dibandingkan Rp 688 miliar pada akhir 2022.

Lany menjelaskan, pada periode ini harga saham di sejumlah portofolio Saratoga mengalami penurunan. Seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Hal ini kemudian berdampak pada nilai NAV dan posisi laba rugi perusahaan.

Namun demikian, Lany menegaskan nilai kerugian yang tercatat pada semester I 2023 ini sebagian besar merupakan kerugian yang belum direalisasikan dan hanya tercatat di laporan laba rugi.

Nilai investasi portofolio Saratoga pada perusahaan yang sudah tercatat menurutnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebut saja peningkatan inflasi, suku bunga, dan pergerakan harga komoditas.

Berikut beberapa aksi korporasi dari Saratoga :

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)

  • Pada Juni 2023, MBMA telah mengakuisisi 60% saham di PT Huaneng Metal Industry (HNMI), fasilitas konversi highgrade nickel matte (HGNM) yang berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). HNMI mengolah low grade nickel matte (LGNM) yang diproduksi oleh smelter RKEF dan menghasilkan produk HGNM yang mengandung lebih dari 70% nikel.
  • Akuisisi ini akan memperkuat arus kas MBMA dan menghasilkan marjin keuntungan tambahan dari penjualan produk nickel matte yang merupakan bahan baku utama untuk prekursor baterai dan produk nikel kelas 1 (kandungan nikel 99,8%).

 Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd (BDIA)

  • Pada Mei 2023, BDIA meluncurkan Bersama Digital Data Centres (BDDC), platform data center dalam kota yang menjadi pusat interkonektivitas dengan ekosistem digital terintegrasi.
  • Sebagai platform data center, BDDC sudah memiliki dua data center dalam kota yang berlokasi di Daan Mogot dan MT Haryono, dengan kapasitas total lebih dari 60MW.
  • BDDC memiliki area data seluas 20.000 meter persegi dengan potensi kapasitas lebih dari 9.000 rak.

Lalu berikut portofolio investasi Saratoga:

Perusahaan Publik:

  • PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
  • PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)
  • PT Samator Indo Gas Tbk (AGII)
  • PT Samator Indo Gas Tbk (AGII)
  • PT Provident Agro Tbk (PALM)
  • PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRC)
  • Interra Resources
  • Sihayo Gold 

Perusahaan Privat

  • AtriaDC
  • City Vision
  • Xurya
  • Julo
  • Sirclo
  • Fuse
  • Skystar Capital
  • DeltoMed
  • MGM Bosco
  • Provident Growth