Laba bersih duo konsumer milik Grup Salim PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk melesat di semester I 2023. Laba Indofood Sukses Makmur terbang 91%, begitujuga dengan anak usahanya Indofood CBP yang meroket hingga 196,63% secara tahunan.
Indofood Sukses Makmur degan kode saham INDF membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 6% menjadi Rp 56,09 triliun pada semester I 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan itu memicu laba bersih yang juga ikut meningkat.
Tak tanggung-tanggung laba emiten konsumer milik Grup Salim tersebut bahkan terbang 91% ke posisi Rp 5,56 triliun dari sebelumnya Rp2,9 triliun. Akibatnya, laba per saham dasar melesat menjadi Rp 634 dari sebelumnya Rp 330.
Hal ini juga dipengaruhi oleh penghasilan keuangan perusahaan yang naik drastis menjadi Rp 2,57 triliun dari sebelumnya hanya Rp 251,33 miliar. Sebab laba neto atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan emiten kode saham INDF tersebut juga tercatat Rp 2,14 triliun di semester I 2023, dari sebelumnya tidak ada.
”Kondisi ekonomi global terus beradaptasi, Indofood telah mencatat kinerja positif. Kami akan terus memonitor kondisi global dengan waspada dan melanjutkan menjaga keseimbangan antara pangsa pasar, profitabilitas, dan mempertahankan neraca keuangan secara sehat,” kata Direktur Utama dan CEO Indofood Anthoni Salim dalam keterangan resmi dikutip Selasa (1/8).
Sementara itu total ekuitas Rp 97,16 triliun, menanjak dari akhir 2022 sebesar Rp 93,62 triliun. Jumlah liabilitas Rp 91,33 triliun dari sebelumnya Rp 86,81 triliun. Total aset Rp 188,5 triliun, melesat dari akhir tahun lalu Rp 180,43 triliun.
Anak usaha INDF, Indofood CBP dengan kode saham ICBP juga mencatatkan kinerja cemerlang di periode Januari-Juni tahun ini. Emiten produsen Indomie ini mencatatkan pendapatan Rp 34,47 triliun, naik 5,78%.
Kenaikan pendapatan ICBP ini terjadi di seluruh bisnis. Seperti di pos mi instan yang naik menjadi Rp 24,67 triliun, disusul dairy Rp 4,75 triliun, makanan ringan Rp 2,01 triliun, penyedap makanan Rp 1,63 triliun, nutrisi dan makanan khusus Rp 609,88 miliar, serta produk minuman Rp 782,65 miliar.
Alhasil laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik drastis 196,63% di semester I 2023 menjadi Rp 5,72 triliun.
Adapun meroketnya laba ICBP berasal dari pos lain. Salah satunya, dari penghasilan keuangan yang bersumber dari laba neto atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas investasi sebesar Rp 1,96 triliun.
“Kami berbesar hati atas kinerja keuangan yang dicapai dalam paruh pertama tahun 2023. Ke depannya, kami akan tetap waspada, terus melakukan evaluasi dan menyesuaikan strategi, serta langkah-langkah kami dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan kondisi pasar,” ujar Anthoni.