Waskita Gagal Bayar Obligasi, Erick Siapkan Opsi Restrukturisasi Total

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Menteri BUMN menyiapkan opsi restrukturisasi total Waskita Karya
Penulis: Zahwa Madjid
8/8/2023, 10.55 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menawarkan opsi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan restrukturisasi secara menyeluruh guna menyelesaikan masalah utang PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Erick mengatakan sedang membahas mengenai kedua opsi tersebut bersama Kementerian Keuangan untuk mencari solusi memperbaiki perusahaan karya tersebut.

"Kita lagi duduk dengan Kemenkeu, prosesnya seperti apa, kita kemarin salah satunya opsi adalah PKPU, ada restrukturisasi total. Itu yang kita dorong, yang sedang kita settle,” ujar Erick Thohir di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/8).

Baru-baru ini, Waskita kembali dikabarkan tidak sanggup menyetor dana untuk membayar bunga dan pokok obligasi yang akan jatuh tempo pada 6 Agustus 2023 nanti. Menurut laporan Bloomberg, Waskita memiliki utang yang akan jatuh tempo bulan depan senilai Rp 135,5 miliar. 

Gagal bayar ini terjadi setelah perusahaan juga gagal membayar bunga obligasi yang sebelumnya jatuh tempo pada 30 Mei lalu dan membuat sahamnya disuspensi. 

Waskita Karya sebelumnya juga telah menjalani sidang gugatan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 2 Agustus 2023 lalu. Sidang PKPU Waskita Karya menghadirkan pihak kuasa pemohon mewakili Donny H Laksamana dan pihak kuasa termohon mewakili perseroan.

Agenda sidang adalah penyampaian bukti tambahan dari pemohon dan termohon. "Dalam sidang tersebut, pihak pemohon dan termohon menyampaikan bukti tambahan beserta daftarnya kepada majelis hakim. Selanjutnya pemohon meminta kesempatan untuk mengajukan bukti tambahan kembali kepada majelis hakim," ujar manajemen Waskita, dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Jumat (4/8).

Sebagaimana diketahui, opsi restrukturisasi mengemuka mengingat saat ini liabilitas Waskita yang tinggi, sedangkan kerugiannya menebal. Waskita membukukan kerugian Rp 2,07 triliun, bengkak 776% di semester pertama 2023 dari sebelumnya Rp 236,51 miliar. Sedangkan, pendapatannya turun 13,42% menjadi Rp 5,27 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 6,09 triliun.

Liabilitas perusahaan naik dari posisi Desember 2022 lalu senilai Rp 83,98 triliun menjadi Rp 84,31 triliun pada Juni 2023. Nilai ini terdiri dari liabilitas jangka pendek yang meningkat menjadi Rp 22,79 triliun dari Desember tahun lalu Rp 21,45 triliun. Sedangkan, liabilitas jangka panjang Waskita turun menjadi Rp 61,51 triliun dari Rp 62,53 triliun pada akhir tahun 2022.

Reporter: Zahwa Madjid