Pekan Depan IHSG Diprediksi Melemah, 3 Saham Ini Bisa Diperhatikan

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Karyawati berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/5/2023). IHSG BEI pada sehari sebelum hari libur nasional Kenaikan Isa Almasih ditutup melemah 13,45 poin atau 0,20 persen ke posisi 6.663,11seiring pelemahan bursa saham di kawasan Asia dan global.
Penulis: Lona Olavia
20/8/2023, 16.05 WIB

Pekan depan 21-25 Agustus 2023 katalis Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) berpotensi mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG.

Meskipun inflasi tahunan nasional periode Juli 2023 berada dalam target BI di level 3,08%, namun diproyeksikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate masih berada di level 5,75% pada pertemuan RDG Agustus mendatang. Suku bunga sebesar 5,75% telah berlangsung sejak Januari 2023.

Selain itu nilai tukar rupiah kembali melemah, di mana kurs Jisdor berada di level Rp 15.308 per dolar AS pada 18 Agustus atau terdepresiasi 1,26% sejak awal Agustus 2023. Hal ini sejalan dengan indeks dolar AS yang kembali naik menyusul sikap hawkish lanjutan dari The Fed minggu ini dan FOMC September mendatang.

Penurunan nilai tukar turut berdampak pada capital outflow di pasar ekuitas domestik. Secara month to date investor asing tercatat jual bersih di seluruh pasar sebesar Rp16,8 triliun.

"Suku bunga dan pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi memperlambat kinerja sektor yang sensitif terhadap katalis tersebut," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih dalam keterangan resmi Minggu (20/8).

Jelas ia, sektor terdampak dari depresiasi nilai tukar rupiah, diantaranya sektor yang berbasis impor seperti komponen otomotif dan segmen ritel dengan produk impor, emiten dengan bahan baku impor dan memiliki obligasi global. Adapun sektor yang kurang diuntungkan dengan tren suku bunga tinggi, yaitu sektor properti dan konstruksi.

"Pekan depan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah dalam rentang 6.815-6.910," kata Ratih.

Pada pekan sebelumnya 14-18 Agustus IHSG terkoreksi 0,29% di level 6.859. Sektor energi memimpin penguatan 3,47%, disusul sektor infrastruktur yang menguat 2,12%. Disisi lain, sektor industri terkoreksi 1,58%, transportasi turun 1,36% dan sektor konsumer non primer turun 1,35%.

Katalis yang menjadi penghambat pergerakan IHSG pekan lalu yaitu, Risalah FOMC The Fed periode 25-26 Juli 2023 mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut ditengah angka inflasi dan tenaga kerja yang masih solid.

Dari Asia, pergerakan melemahnya IHSG sejalan dengan ekonomi Cina yang semakin mengkhawatirkan. Sementara itu, Evergrande, perusahaan properti asal China mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) setelah gagal bayar utang sebesar US$330 miliar.

Berikut tiga saham dan trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk pekan depan 21-25 Agustus 2023:

  1. (Buy) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) di area Rp7.050 dengan target harga pada resistance di level Rp 7.275, serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level Rp 6.900.
  2. (Buy) PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) di area Rp 1.070 dengan target harga pada resistance di level Rp 1.130, serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level Rp 1.010.
  3. (Buy) PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) di area Rp 28.050 dengan target harga pada resistance di level Rp 29.250, serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level Rp 27.500.