4 Saham Grup Bakrie Masuk Indeks FTSE Terbaru, 2 Saham Grup MNC Keluar

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Karyawati berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Penulis: Lona Olavia
21/8/2023, 07.52 WIB

Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell mengocok ulang susunan penghuni Indeks FTSE Global Equity Indonesia dalam semi annual review September 2023. Perubahan ini bakal efektif pada penutupan perdagangan 15 September 2023 mendatang atau tepatnya 18 September 2023.

Nampak ada empat saham milik Grup Bakrie berhasil masuk ke dalam indeks tersebut, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Pada kelompok saham kapitalisasi menengah alias mid cap, dua saham Grup MNC yaitu PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) terdepak.

Lalu pada kelompok kapitalisasi kecil alias small cap, kedatangan enam emiten pendatang baru. Ada PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).  Kemudian PT Mitra Aktif Perkasa Tbk (MAPA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

Sedangkan saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) harus terdepak dari kategori small cap

Kelompok kapitalisasi kecil micro cap bahkan ramai kedatangan emiten pendatang baru, namun tak sedikit juga yang harus terdepak. Setidaknya, ada 12 saham yang masuk dalam indeks dengan kapitalisasi saham mikro ini, yakni:

  1. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)
  2. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU)
  3. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM)
  4. PT Darma Henwa Tbk (DEWA)
  5. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
  6. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)
  7. PT Hillcon Tbk (HILL)
  8. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC)
  9. PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS)
  10. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)
  11. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
  12. PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA)

Sebaliknya ada 12 saham yang terdepak dari kelompok micro cap, yakni:

  1. PT Acset Indonusa Tbk (ACST)
  2. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF)
  3. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
  4. PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR)
  5. PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)
  6. PT Kino Indonesia Tbk (KINO)
  7. PT KMI Wire & Cable Tbk (KBLI)
  8. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)
  9. PT Pelat Timah Indonesia Tbk (NIKL)
  10. PT Petrosea Tbk (PTRO)
  11. PT Indofarma Tbk (INAF)
  12. PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP)

Secara terpisah dalam keterangan resminya, Senin (21/8) untuk pertama kalinya sejak IPO pada 9 Juli 2018, IPCC akhirnya masuk dalam radar perhitungan indeks tersebut. IPCC masuk dalam indeks tersebut untuk kategori Micro Cap bersamaan dengan penghuni baru lainnya. Dengan masuknya IPCC ke dalam indeks tersebut maka hal ini menjadi suatu prestasi yang patut dibanggakan serta menjadi kado terindah di tahun kelima pasca IPO IPCC melantai di Bursa Efek Indonesia.

Sebagaimana diketahui FTSE itu sendiri atau yang dikenal dengan sebutan FTSE Russel Group merupakan organisasi finansial di Inggris yang memiliki spesialisasi menyediakan indeks untuk acuan pasar keuangan global atau istilahnya benchmarking portfolio. Ketika suatu saham masuk dalam screening FTSE maka saham tersebut dinilai memiliki fundamental yang sehat serta diikuti dengan likuiditas yang masuk dalam kriteria FTSE.

Oleh karena FTSE ini telah memiliki reputasi yang baik dan track record penilaian saham yang sangat rigid maka saham-saham yang masuk dalam kriteria FTSE tentunya akan dapat menjadi pertimbangan investor, terutama investor asing.