Bank milik konglomerat Tahir, PT Bank Mayapada Tbk (MAYA), berencana menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue sebanyak-banyaknya 27 miliar saham.
Saham baru yang diterbitkan tersebut merupakan saham biasa atas nama seri B dengan nilai nominal Rp 100. Perusahaan belum menetapkan harga pelaksanaan ini, sehingga nilai nominal dari penambahan modal ini minimal Rp 2,7 triliun. Nilai ini direvisi dari sebelumnya Rp 20 miliar lembar saham yang diterbitkan berdasarkan hasil RUPSLB 29 November 2022 lalu.
Aksi korporasi ini rencananya akan dilaksanakan selambatnya setahun setelah memperoleh persetujuan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam prospektus yang dipublikasikan Bank Mayapada, PMHMETD XIV ini diharapkan dapat memperkuat struktur modal inti perusahaan. Selain penguatan modal, perolehan dana rights issue juga akan digunakan untuk pengembangan usaha, terutama dalam penyaluran kredit.
"Sehingga dapat menambah kemampuan perseroan untuk meningkatkan kegiatan usaha, kinerja dan daya saing dalam industri yang sama," tulis manajemen Bank Mayapada di laman keterbukaan informasi, dikutip Jumat (25/5).
Seiring dengan meningkatnya kinerja dan daya saing perseroan, diharapkan pula dapat meningkatkan imbal hasil nilai investasi bagi seluruh pemegang saham Bank Mayapada.
Selain itu, penambahan modal ini juga memberikan pengaruh kepada pemegang saham yang tidak melaksanakan rights issue yaitu akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan saham MAYA.
Catatan Katadata, sebelumnya Bank Mayapada mendapat suntikan modal Rp 3 triliun oleh pemegang saham pengendalinya, Dato Sri Tahir. Direktur Utama Bank Mayapada, Hariyono Tjahjarijadi mengatakan suntikan modal tersebut untuk memperkuat kinerja perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan sampai dengan Juni 2023, perusahaan memiliki total aset Rp 136,74 triliun. Jumlah ini naik dibandingkan posisi Desember 2022 yang sebesar Rp 135,38 triliun.
Mayapada mengantongi perolehan laba bersih Rp 51,66 miliar dengan laba operasional Rp 63,19 miliar, turun dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 74,81 miliar.
Adapun, modal inti perusahaan hingga Juni ini tercatat Rp 11,55 triliun, naik dibanding posisi enam bulan pertama 2022 lalu sebesar Rp 10,22 triliun.
Jumat ini, harga saham Mayapada bergerak turun 2,45% ke level Rp 478 setiap saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 5,66 triliun.