Emiten Toto Sugiri Indonet Pecah Nominal Saham 1:5

dci-indonesia .com
Toto Sugiri
Penulis: Lona Olavia
19/9/2023, 05.42 WIB

Emiten teknologi milik Toto Sugiri, PT Indointernet Tbk (Indonet) berencana memecah nominal saham alias stock split dari Rp 50 menjadi Rp 10 per lembar atau 1:5. Sehingga jumlah saham emiten penyimpanan data teknologi informasi itu menjadi sebanyak 2,02 miliar dari 404,05 juta lembar.

Aksi korporasi itu akan membuat harga saham perseroan menjadi terjangkau bagi investor perorangan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah investor yang dapat melakukan transaksi atas saham emiten berkode EDGE tersebut.

“Dengan peningkatan jumlah saham tersebut, diharapkan likuiditas perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia akan menjadi lebih aktif,” ujar Sekretaris Perusahaan Indonet Donauly Elena Situmorang dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa (19/9).

Selain itu stock split juga guna memenuhi Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-A pasal V.1.1 terkait jumlah saham free float paling sedikit 50 juta saham atau 7,5% dari jumlah saham tercatat. Saat ini jumlah saham free float perseroan baru mencapai 35,59 juta saham atau 8,81% dari modal ditempatkan dan disetor.

Stock split akan dilaksanakan penyedia layanan internet (internet service provider/ISP) pertama di Indonesia tersebut setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 25 Oktober 2023. Paling lambat stock split akan digelar pada 23 Februari 2024.

“Sesuai POJK Nomor 15/2022, pelaksanaan pemecahan saham wajib dilakukan paling lambat 30 hari kalender setelah pelaksanaan RUPSLB yang menyetujui pelaksanaan rencana pemecahan saham,” kata Donauly.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (18/9) saham EDGE ditutup stagnan di posisi Rp 17.500 per saham. Secara tahun berjalan saham EDGE sudah turun 2.475 poin atau 12,39%.

Terkait kinerja keuangan semester satu 2023, Indonet mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 118,43 miliar, naik sebesar 76,7% secara tahunan. Kenaikan didorong pendapatan bersih Rp 459,29 miliar yang tumbuh 20,04% dari pendapatan semester satu 2022.

Rinciannya, pendapatan bersih tersebut berasal dari layanan cloud sebesar Rp 180,10 miliar, pusat data Rp 163,26 miliar, konektivitas Rp 102,61 miliar, layanan terkelola Rp 8,37 miliar dan lain-lain Rp 4,93 miliar.