Langkah J&T Express yang akan menggelar penawaran umum saham perdananya alias initial public offering (IPO) di bursa saham Hong Kong terganjal regulasi. Perusahaan kurir yang dibangun oleh seorang ekspatriat Tiongkok yang sebelumnya bekerja di Indonesia tersebut mengincar dana US$ 1,36 miliar atau setara Rp 20,9 triliun.
J&T menghadapi tantangan yang akan mempengaruhi proses IPO. Hal itu diungkapkan dalam prospektus bahwa kepemilikan saham J&T di Indonesia menghadapi risiko pelanggaran regulasi pemerintah yang membatasi kepemilikan investor asing di perusahaan kurir maksimal hingga 49%.
Nama resmi perusahaan berbasis di Kepulauan Cayman (Cayman Islands) adalah J&T Global Express, sedangkan unitnya di Indonesia adalah PT Global Jet Express.
Pengacara perusahaan independen dari AYMP Ibrahim Senen, sebuah firma yang berbasis di Jakarta, mengatakan bahwa batasan 49% ini dimaksudkan untuk mencegah perusahaan asing raksasa masuk ke Indonesia dan menghancurkan perusahaan lokal yang lebih kecil. “Jika pelanggaran ini tidak diperbaiki, proses IPO di Hong Kong mungkin akan terpengaruh, atau bahkan dibatalkan,” kata pengacara tersebut seperti dikutip dari Strait Times, Selasa (19/9).
Berdasarkan akta perusahaan yang dicatatkan di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM, PT Global Jet Express tercatat sebagai perusahaan dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Ada dua pemegang saham PT Global Jet Express, yakni PT Cakrawala Lintas Benua dan PT Sukses Indo Investama, dengan kepemilikan saham masing-masing 50%. Dalam akta tersebut juga disebutkan bahwa Direktur PT Global Jet Express bernama Robin Lo dan Komisarisnya bernama Iwan Senjaya.
Di dalam prospektus, terlihat secara struktur di atas PT Global Jet Express terdapat kepemilikan tidak langsung dari perusahaan induk (holding company) Winner Star Holding Ltd HK. Kemudian, di atas Winner Star terdapat Onwing Global Limited (BVI) dan di atasnya lagi ada J&T Global Express Limited yang tercatat sebagai perusahaan di Cayman Islands. Pemegang saham pengendali J&T Global Express Ltd adalah Jet Jie Li (Jet Lee) melalui Jumping Summit Ltd dengan kepemilikan 11,54%.
Katadata.co.id telah menghubungi J&T Express terkait kabar kepemilikan saham perusahaan yang diduga melanggar ketentuan di Indonesia. "Terima kasih atas pertanyaannya. Saya akan koordinasikan terlebih dahulu dengan kantor pusat J&T Global mengenai hal ini," ujar Corporate Communications J&T Express Indonesia Diego Prayoga melalui pesan singkat kepada Katadata.co.id, Selasa (19/9).
J&T Express didirikan pada tahun 2015 oleh mantan eksekutif perusahaan Tiongkok Jet Jie Li atau Jet Lee, yang merupakan kepala pembuat elektronik Tiongkok di Indonesia, Oppo, dan bosnya Tony Chen, pendiri dan kepala eksekutif Oppo.
Sebelumnya, perusahaan jasa kurir tersebut diberitakan mengalihkan rencana penawaran umum perdana saham perseroan ke Bursa Hong Kong dari sebelumnya di Bursa Amerika Serikat. Rencana melantai di AS urung dilaksanakan karena terbentur isu mengenai regulasi.
J&T Sudah Mencetak Laba pada 2022
Terkait kinerja keuangan, J&T mencatatkan pendapatan US$ 7,27 miliar di tahun 2022, dengan laba bersih US$ 1,57 miliar. Sedangkan di tahun 2020 perusahaan hanya membukukan pendapatan US$ 1,57 miliar dan kerugian US$ 664 juta di 2020.
Dalam prospektusnya yang terbit Juni 2023, J&T akan menggunakan dana IPO untuk pembelian mesin dan peralatan, transportasi dan gudang untuk logistik. Dana IPO juga akan digunakan untuk membangun bisnis di Timur Tengah dan Amerika Latin, dua pasar baru untuk perusahaan. J&T sebelumnya telah ekspansi ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Meksiko, dan Brasil.
Saat ini J&T telah beroperasional di 13 negara, termasuk Singapura dengan jumlah yang ditangani mencapai 14,6 miliar paket di 2022 atau tumbuh 39% dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan bertumbuh hingga empat kali lipat bila dibandingkan tahun 2020. Perusahaan sendiri telah masuk ke pasar Cina pada tahun 2020.
“Kami akan ekspansi jaringan logistik kami, meningkatkan infrastruktur dan menguatkan penyortiran kami dan kapasitas Gudang di Asia Tenggara dan pasar kami saat ini,” tulis manajemen di prospektusnya. J&T telah menunjuk China International Capital, Merrill Lynch Asia Pasifik, dan Morgan Stanley sebagai koordinator dalam aksi korporasi IPO ini.