Bank digital asal Korea Selatan, KakaoBank Corp, menyatakan perusahaan akan membeli 10% saham PT Super Bank Indonesia (Superbank), bank digital hasil joint venture Grab, Singtel, dan Grup Emtek. KakaoBank akan masuk sebagai pemegang saham melalui rights issue atau penerbitan saham baru yang dilakukan Superbank.
"KakaoBank akan menciptakan masa depan keuangan dengan berkolaborasi dengan mitra-mitra utama di Asia Tenggara untuk bersama-sama membangun platform teknologi keuangan mobile, dimulai dengan Superbank di Indonesia," ujar Yun Ho Young, CEO KakaoBank, seperti dikutip Reuters.
Grup Emtek melalui PT Elang Media Visitama merupakan pemegang saham pengendali Superbank dengan kepemilikan saham sebesar 39,24%. Sementara itu, Grab melalui PT Kudo Teknologi Indonesia memiliki 24,17% saham. Singtel Alpha Investment Pte. Ltd. memiliki 21,48% saham Superbank. Pemegang saham lainnya adalah A5-DB Holdings Pte. Ltd dengan kepemilikan 8,05%, PT Tiga Sira Sejahtera 4,10%, PT Nusantara Berkat Agung 1,94%, dan PT Abadi Pelita Harapan 1,02%.
SingTel dan Grab pada Januari lalu mengakuisisi sekitar 2,4 miliar saham baru di bank yang sebelumnya bernama Bank Fama International ini dengan nilai sekitar $70 juta. Superbank yang dipimpin oleh bankir kawakan Tigor M Siahaan ini membidik pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta nasabah retail.
Menurut Tigor, Superbank akan menjadi bank yang dapat diandalkan oleh nasabah untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari maupun mencapai tujuan besarnya. "Momen ini memperkuat komitmen kami dalam memperluas akses ke pembiayaan yang mudah dan bertanggung jawab bagi segmen underbanked," ujar Tigor, pada Senin (20/2).
Tigor menilai, industri perbankan Indonesia memiliki potensi besar. Jumlah simpanan nasabah di bank umum Indonesia terus meningkat mencapai Rp 8.203 triliun pada 2022, tumbuh lebih dari 18% dibandingkan dengan 2021. Nilai transaksi perbankan digital pada 2022 juga meningkat 28,72% secara tahunan menjadi Rp 52.545,8 triliun. Nilai transaksi perbankan digital ini diproyeksikan bakal tumbuh 22,13% pada 2023 menjadi Rp 64.175,1 triliun.