PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) melalui anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia, akan melunasi utang obligasi global senilai US$ 156 juta atau Rp 2,4 triliun. Obligasi global yang akan jatuh tempo pada Mei 2024 itu akan dibayar dengan dana kas internal perusahaan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGAS Fadjar Harianto Widodo mengatakan selama periode 2022 hingga 2023, entitas Grup Pertamina itu bersama Saka Energi telah mengelaborasi penyelesaian utang lebih cepat.
“Sebagai gambaran likuiditas dan bisnis yang masih cukup baik, Saka Energi akan diproyeksikan menggunakan dana internal untuk melunasi obligasi di Mei 2024 sebesar US$ 156 juta,” kata Fadjar dalam Public Expose Live 2023, Rabu (29/11).
Di sisi lain, terkait anggaran modal belanja atau capital expenditure (Capex), Fadjar menyebut besaran Capex 2024 masih dalam tahap persetujuan dari komisaris.
Selain itu, perusahaan telah menyiapkan beberapa inisiatif investasi yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan ke depan. Inisiatif tersebut meliputi pengembangan jaringan pipa gas ke kawasan industri, seperti Kawasan Industri Kendal dan Batang, yang bertujuan untuk mengoptimalkan monetisasi gas dari Lapangan Jambaran Tiung Biru.
Perusahaan juga berencana untuk membangun pipa gas bumi yang akan mencakup sektor industri, komersial, dan rumah tangga guna meningkatkan volume penjualan. Selanjutnya, perusahaan juga akan fokus pada pengembangan blok hulu migas dari PT Saka Energi Indonesia, terutama di Blok Pangkah.
PGAS juga berencana melakukan revitalisasi tangki Blok Arun guna mengembangkan bisnis liquefied natural gas (LNG) dan memanfaatkan biometana, serta membangun infrastruktur gas bumi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan mempertimbangkan inisiatif-inisiatif tersebut, sumber dana yang akan digunakan tahun depan direncanakan akan berasal dari sumber dana internal dan eksternal. “Tentunya dengan tetap mempertimbangkan cost of fund perusahaan,” ujar Fadjar.