Raih ISO 14001 dan 45001, Harita Nickel Sasar Pasar Internasional

Katadata/Lona Olavia
Penulis: Lona Olavia
14/12/2023, 04.00 WIB

 

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel berkelanjutan meraih sertifikasi ISO 14001:2015 dan ISO 45001:2018. ISO ini terkait era dengan praktik manajemen lingkungan dan kesehatan, serta keselamatan operasional yang berstandar dunia.

Tonny Gultom, Direktur Health, Safety and Environment (HSE) Harita Nickel mengatakan, perseroan sudah merencanakan pencapaian sertifikasi, bahkan sebelum NCKL beroperasi. Sebab pasar internasional sudah pasti membutuhkan standar internasional

“Internasional butuh standarisasi bahwa pembeli punya standar dan kalau kami ingin kompetisi, kami harus ikuti. Standar internasional suka atau tidak suka, kalau kami cari pasar keluar, entah Eropa, Amerika, Asia mau tidak mau harus ikutin standar,” ujarnya di Jakarta, Rabu (13/12).

Sertifikasi ISO 14001:2015, yang fokus pada efektivitas sistem manajemen lingkungan, tambah Tonny menegaskan komitmen perseroan dalam mengimplementasikan praktik yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Sertifikasi ini mencakup aspek penting seperti evaluasi risiko lingkungan, pemenuhan peraturan, dan peningkatan berkelanjutan.

ISO 45001:2018, di sisi lain, mengakui standar tinggi Harita Nickel dalam manajemen kesehatan dan keselamatan kerja sekaligus menegaskan pendekatan pro aktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi semua karyawannya. Sertifikasi ini menuntut adanya proses yang konsisten dalam mengidentifikasi bahaya, mengurangi risiko, dan mencegah cedera serta masalah kesehatan di tempat kerja

Untuk memperoleh sertifikasi ISO 14001:2015 dan ISO 45001:2018, Harita Nickel menjalani serangkaian kegiatan audit yang dilakukan oleh auditor berkelas internasional, SGS Indonesia.

Sebelumnya, Harita Nickel membuka peluang ekspor nikel sulfat ke negara produsen baterai seperti Korea dan Jepang.

Direktur Utama Harita Nickel Roy A Arfandy mengatakan, perseroan melakukan ekspor terhadap semua produsen yang memproduksi baterai mobil listrik.

"Tidak hanya ke Cina, tapi memang banyak pembuatan baterai mobil listrik itu berada di Cina juga kebanyakan ekspor kami itu kesana," kata Roy pada acara talkshow OCBC Experience Supporting Indonesia to The Global Stage di Jakarta.

Harita Nickel sebelumnya sudah pernah melakukan ekspor ke negara produsen baterai kendaraan listrik di Cina dan India.

Secara kinerja, NCKL membukukan lonjakan pendapatan menjadi Rp 17,29 triliun sepanjang kuartal tiga 2023. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, Harita Nickel mencatatkan kenaikan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar 135,11% menjadi Rp 17,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 7,35 triliun. 

Adapun pendapatan tersebut ditopang oleh pengolahan nikel sebesar Rp 14,86 triliun dan penambangan nikel sebesar Rp 2,43 triliun. Segmen pengolahan nikel juga masih ditopang oleh kontrak dengan pihak ketiga yaitu Lygend Resources and Technology Co.Ltd. sebesar 40%.

Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 4,46 triliun naik dibandingkan periode lalu sebesar Rp 3,60 triliun.