Emiten produsen cat Avian, PT Avia Avian Tbk (AVIA) akan membagikan dividen jumbo dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis (4/4).
Head of Investor Relations Avia Avian Andreas Timothy Hadikrisno menyampaikan, nilai dividen yang akan dibagikan per saham bisa sama seperti tahun lalu, bahkan bisa lebih tinggi meskipun dividend payout ratio turun.
“Yang pasti rasio dividen di atas 50% dari laba bersih, turun sedikit dari tahun lalu. Tapi dividend per share sama seperti tahun 2022, justru sedikit lebih tinggi karena kenaikan laba,” ujarnya dikutip Selasa (2/4).
Adapun pada Oktober tahun lalu, AVIA telah mendistribusikan dividen interim tahun buku 2023 sebesar Rp 11 per saham atau senilai total Rp 681,48 miliar. Dividen ini memiliki rasio sebesar 84,34% dari laba bersih semester satu 2023 sebesar Rp 807,60 miliar.
Pada tahun buku 2022 rasio dividend payout ratio yang dibagikan emiten milik keluarga Tanoko itu sekitar 93% dari raihan laba bersih sepanjang 2022. Di mana, pemegang saham akan menerima dividen Rp 21 per lembar. Dividen tersebut sudah termasuk dividen interim senilai Rp 10 per lembar yang telah diberikan pada 6 Desember 2022.
Sementara pada 2023, AVIA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,64 triliun atau meningkat 17,3% dibandingkan dengan periode tahun 2022. Ini merupakan level tertinggi yang tercatat dalam lima tahun terakhir.
Andreas mengatakan, penurunan dividend payout ratio dikarenakan beberapa hal. Sebut saja anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) yang akan ditingkatkan dan juga rangkaian pembelian kembali saham perseroan (buyback) senilai Rp 1 triliun.
“Rutin capex biasa 2% dari total penjualan, untuk peremajaan pabrik, tingkatin IT, tambah armada kendaraan distribusi khususnya motor tiga roda, dan tambahan printing mesin,” ujarnya.
Selain itu perseroan juga akan menggelontorkan Rp 450 miliar dari dana capex untuk pembangunan pabrik ke-3 di Cirebon. Pabrik ketiga ini telah mulai dibangun pada Februari 2023. AVIA menargetkan pabrik akan rampung pada 2025 dan mulai beroperasi pada awal 2026. Pabrik di Cirebon akan memiliki total kapasitas hingga 225.000 metrik ton dengan anggaran Rp 750 miliar.
Lebih lanjut di tahun 2024 ini, Andreas menyebutkan perseroan mengincar pendapatan dan laba bersih yang tumbuh 6%-10% dari tahun lalu. Target itu seiring jumlah produk cat dengan harga ekonomis yang sudah banyak dirilis tahun lalu dan juga penambahan delapan pusat distribusi di tahun ini.
“Bulan Ramadan biasanya ada kenaikan penjualan, tapi satu bulan setelahnya biasanya turun karena banyak toko-toko yang masih libur. Tapi dua bulan di awal 2024 ini penjualan sudah naik 6%,” ucapnya.