Emiten jasa pengangkutan batu bara, PT RMK Energy Tbk (RMKE), membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 302,8 miliar pada tahun buku 2023, turun 22,11% dibandingkan dengan periode yang sama 2022 sebesar Rp388,8 miliar. Penurunan laba perusahaan ini antara lain dipengaruhi oleh penurunan pendapatan dan kenaikan beban umum dan administrasi.
Berdasarkan laporan keuangan, pada tahun lalu perusahaan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 2,6 triliun atau turun sebesar 6,6% year on year (yoy) dari Rp 2,73 triliun pada 2022. Meskipun turun, manajemen RMKE menyebut pendapatan tersebut telah mencapai target yang telah disesuaikan perseroan sebesar 100%.
Perseroan juga berhasil pertahankan kinerja positif berkelanjutan yang ditopang oleh segmen jasa saat fokus menuntaskan kendala operasional yang terjadi pada semester II 2023. Secara rinci, dampak negatif dari tutupnya operasional RMKE selama tiga bulan terakhir dapat diminimalisasi dengan pertumbuhan pendapatan dari segmen jasa sebesar 24,0% yoy menjadi Rp 769,5 miliar.
Namun, segmen penjualan batu bara turun sebesar 15,6% yoy menjadi Rp 1,8 triliun. Penurunan produksi batu bara disebabkan cuaca yang buruk pada semester pertama, serta kendala operasional pada semester kedua.
Secara total, pendapatan usaha ditopang oleh kinerja operasional dengan volume muatan tongkang sebanyak 7,6 juta metrik ton (MT) batu bara atau turun 3,2% yoy. Volume penjualan batu bara RMK Energy pada 2023 mencapai 2,4 juta metrik ton (MT) batu bara atau sedikit turun 5,4% dibandingkan periode yang sama 2022.
RMKE mempertahankan laba kotor dari segmen jasa tumbuh 42,1% yoy menjadi Rp 230,1 miliar. Secara total, RMKE berhasil membukukan laba kotor Rp 489,1 miliar atau turun 16,9% yoy. Di sisi beban, perusahaan mencatat beban umum dan administrasi tahun lalu mencapai Rp 68,75 miliar, melonjak 22,12% yoy.
Perusahaan membukukan laba bersih Rp 308,94 miliar, turun 23,55% dibandingkan periode yang sama 2022 sebesar Rp 404,09 miliar. Sementara itu, ekuitas RMKE naik sebesar 23,1% yoy menjadi Rp 1,5 triliun. Utang finansial RMKE meningkat sebesar 133,8% yoy menjadi Rp 507,8 miliar untuk mendanai modal kerja perseroan. Hingga akhir 2023, RMKE membukukan kas dari aktivitas operasional sebesar Rp 187,4 miliar.
Strategi Pertumbuhan Positif di 2024
Direktur Utama RMK Energy Vincent Saputra mengatakan perusahaan ingin mencapai target untuk mempertahankan kinerja positif pada 2024 dengan meminimalisasi dampak negatif dari kendala operasional yang dihadapi RMKE pada semester kedua 2023.
“Hingga akhir tahun 2023, rata-rata RMKE telah mencapai target internal yang telah disesuaikan sebesar 96,9% dengan kinerja laba bersih yang berkelanjutan,” kata Vincent di Gedung RMK Energy di Jakarta Barat, Kamis (18/4).
Direktur Keuangan RMK Energy Jennifer Angeline mengatakan perusahaan akan fokus melanjutkan implementasi strategi yang sempat tertunda. Salah satunya adalah melanjutkan pembangunan hauling road untuk membuka akses produksi batu bara yang terintegrasi dengan fasilitas RMKE.
Selain itu, RMKE juga akan menjalin kerja sama dengan tambang-tambang potensial untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batu bara.
“Dengan selesainya fasilitas pendukung pertambangan hauling road tersebut, RMKE dapat menjalin kerja sama dengan tambang-tambang potensial di Sumatera Selatan untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batubara ke depannya,” ujar Jennifer.
Perusahaan menargetkan muatan tongkang sebesar 9,9 juta metrik ton (MT) batu bara pada tahun ini. Tak hanya itu, perusahaan juga membidik volume penjualan batu bara sebesar 3,5 juta MT.