PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tidak menutup diri untuk mengikuti jejak induk usahanya, Unilever Plc, untuk memisahkan (spin off) unit usaha di segmen es krim. Direktur Keuangan Unilever Indonesia Vivek Agarwal mengatakan perusahaan juga akan melakukan spin off unit bisnis tersebut agar bisnisnya ke depan lebih baik. .
Vivek mengatakan proses produksi dan penjualan es krim memiliki model bisnis berbeda dengan produk lain dari Unilever. Perusahaan meyakini bahwa pemisahan akan membuat perusahaan bisa melayani kedua lini bisnis tersebut dengan lebih baik.
“Itulah mengapa pemisahan ini dilakukan di level global dan mengapa ini juga rencananya akan diterapkan di Indonesia,” kata Vivek dalam Konferensi Pers Unilever secara virtual, Rabu (24/4).
Tak hanya itu, Viviek mengatakan proses produksi es krim perlu melalui sistem distribusi terpisah, seperti metode penyimpanan yang harus menggunakan mesin pendingin dan lainnya. Namun, Vivek menyebut wacana ini belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
Perusahaan masih harus meninjau peraturan dan beberapa aspek yang pihanya masih akan meninjau terkait peraturan dan beberapa aspek yang perlu diperhatikan lainnya jika melakukan spin off unit usaha es krim di Indonesia. Saat ini Unilever Indonesia memiliki sejumlah merek es krim, antara lain Walls dan Magnum.
“Ini adalah merek-merek yang akan bisa memajukan bisnis kita ke depan. Sebenarnya prosesnya masih banyak yang harus dilewati,” tambahnya.
Kontribusi Bisnis Es Krim di Beberapa Negara Signifikan
Sebelumnya, Unilever Plc mengumumkan rencana untuk memisahkan unit bisnis es krimnya, rumah bagi merek-merek terkenal seperti Magnum dan Ben & Jerry's, pada Selasa (19/3).
Perusahaan juga berencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 7.500 karyawan sebagai bagian dari program penghematan biaya baru. Investor menyambut baik rencana tersebut. Saham salah satu perusahaan barang konsumen terbesar di dunia, sempat naik hampir 6% dan ditutup naik 3,08%, pada Selasa (19/3).
Mengutip Reuters, Unilever Plc menyatakan, pemisahan unit bisnis atau spin-off ini akan segera dimulai dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2025. "Bisnis es krim ini dalam proses pindah ke kantor pusat terpisah di Amsterdam," kata CEO Unilever Hein Schumacher.
Unilever mengatakan perusahaan bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan penjualan inti satu digit dan sedikit peningkatan margin setelah pemisahan bisnis ini. Bisnis es krim menyumbang sekitar 16% dari penjualan global Unilever.
Di beberapa negara, bisnis es krim menyumbang sepertiga dari pendapatan Unilever. Grup ini juga meluncurkan program untuk menghemat biaya sekitar 800 juta euro atau sekitar Rp 13 triliun selama tiga tahun ke depan. Perubahan yang diusulkan akan berdampak pada sekitar 7.500 pekerjaan secara global.