PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membukukan laba yang diatribusikan kepada entitas induk US$ 121,13 juta, setara dengan Rp 1,96 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.250 per dolar Amerika Serikat (AS). Laba perusahaan meningkat 40,79% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 86,03 triliun.
Meski laba melesat, pendapatan perusahaan hanya naik tipis 1,66% menjadi US$ 949,33 juta, setara Rp 15,42 triliun. Jika dibandingkan dengan periode kuartal I 2023, PGAS memperoleh US$ 933,74 juta.
Pendapatan Perusahaan Gas Negara, ditopang dari pihak berelasi sebesar US$ 318,8 juta. Namun, jika melihat perolehan pada tahun lalu, perusahaan mampu meraup US$ 364,43 juta, atau turun 12,52% secara tahunan.
Di sisi lain, PGN membukukan pendapatan dari pos pihak ketiga US$ 630,52 juta. Nilai ini meningkat 10,75% dibandingkan periode kuartal pertama 2023 yakni US$ 933,74 juta.
Namun demikian, perusahaan mencatatkan beberapa beban yang mempengaruhi kinerja keuangan di kuartal pertama 2024. Perusahaan Gas Negara mencatatkan beban pokok pendapatan US$ 737,55 juta, dibandingkan tiga bulan pertama tahun sebelumya US$ 756,9 juta.
Lalu, pada pos beban umum dan administrasi, PGAS mencatatkan sebesar US$ 45,19 juta per kuartal pertama 2024. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 39,26 juta.
Perusahaan Gas Negara juga mencatatkan beban dan pendapatan keuangan per kuartal pertama 2024 sebesar US$ 19,99 juta. Angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 27,39 juta.
Adapun total aset PGAS hingga Maret 2023 sebesar US$ 6,72 miliar. Aset perusahaan tumbuh 3,24% dibandingkan dengan Desember 2023 US$ 6,59 miliar. Selanjutnya liabilitas perusahaan per kuartal I 2024 yaitu US$ 3,057 miliar dari sebelum US$ 3,058 miliar. Sementara ekuitas PGAS hingga Maret 2023 sebesar US$ 3,67 miliar dari sebelumnya US$ 3,54 miliar.