PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure sebesar US$ 700 juta, setara Rp 11,21 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.027 per dolar Amerika Serikat tahun ini.
Direktur Adaro Energy Indonesia Lie Luckman mengatakan belanja modal yang dianggarkan perusahaan digunakan untuk segala keperluan emiten Garibaldi Thohir atau Boy Thohir itu. Luckman menyebut sekitar US$ 200 juta dolar, atau setara dengan Rp 3,2 triliun untuk belanja alat berat.
"Kedua kurang lebih US$ 100 juta pembelian tongkang logistik, yang lain-lain ada sekitar selebihnya di tambang," kata Lie Luckman saat ditanyai dalam Konferensi Pers Hasil RUPST di Jakarta, Rabu (15/5).
Luckman menjelaskan jika tambang-tambang ADRO rutin perawatan jalan yang dananya berasal dari belanja modal. Anggaran belanja modal berasal dari kas internal dan tidak melakukan pencarian dana eksternal.
"Tapi kalau ada proyek-proyek lagi kami bisa pinjam. Seperti proyek Green Mineral dan sebagainya," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama Boy Thohir menyebut jika tidak ada eksplorasi batu bara baru sebagai salah satu upaya ADRO untuk memegang komitmennya dalam transisi energi.
"Kami menyadari dengan aset yang ada, kami optimalkan, kami kelola, kami eksploitasi sebaik-baiknya, juga memiliki kaidah lingkungan yang baik. Kami juga berkomitmen ADRO tidak akan menambah thermal coal lagi," kata Presiden Direktur ADMR tersebut.
Namun di sisi lain, batu bara coking atau disebut metallurgical coal terus dibutuhkan. Dia menjelaskan industri batu bara coking berbeda. Bukan untuk PLTU tapi untuk baja dan untuk produk industrial lainnya.
Batu bara coking atau disebut metallurgical coal merupakan batubara yang memiliki karakteristik dan tendensi mengalami perubahan secara fisik dengan melunak, meleleh, melebur, dan kemudian tersolidasi kembali pada saat karbonisasi.
Dia menyebut ADRO akan mengoptimalkan dan meningkatkan bisnis ini. "Tapi yang lebih penting lagi, pilar lain seperti Adaro aluminium, hydro, solar, angin, dan ADRO sangat serius dengan memasuki proyek ini," tuturnya.
Menurutnya itu yang membuktikan jika Grup Adaro melakukan transformasi secara serius walaupun membutuhkan waktu.