Emiten pertambangan batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), melalui entitas usahanya BUMA International telah menandatangani perjanjian pembelian saham untuk mengakuisisi Atlantic Carbon Group, Inc, produsen antrasit UHG terbesar kedua di Amerika Serikat.
Antrasit adalah jenis batu bara yang memiliki kandungan karbon sangat tinggi, biasanya lebih dari 90%, dan dikenal karena kualitasnya yang superior dibandingkan dengan jenis batu bara lainnya.
Transaksi itu dilakukan melalui American Anthracite SPV I, LLC senilai US$ 122,4 juta atau setara Rp 1,98 triliun dengan rata-rata kurs Rp 16.258 per dolar AS. Akuisisi ini ditargetkan rampung bulan ini.
Kesepakatan senilai USD122,4 juta ini memastikan kepemilikan Grup atas empat tambang antrasit UHG yang berproduksi di Pennsylvania. Setelah akuisisi, Grup akan menjadi produsen utama antrasit UHG secara global.
Direktur Utama Delta Dunia Group, Ronald Sutardja menyatakan transaksi ini merupakan tonggak sejarah yang signifikan bagi Grup. Setelah transaksi selesai, Delta Dunia Grup akan menjadi pemilik tambang untuk komoditas yang sangat penting untuk produksi LC Steel.
“Kami akan memperluas jejak geografis kami ke wilayah pertambangan utama lainnya. Selain itu, kesepakatan ini semakin mendiversifikasi pendapatan kami menuju target ESG untuk menurunkan pendapatan dari batu bara termal menjadi di bawah 50% dari total pendapatan kami pada 2028,” kata Ronald, dalam siaran pers, Rabu (5/6).
Melalui transaksi ini, Grup mengambil alih kendali atas kegiatan operasional ACG. Antrasit UHG merupakan bahan penting untuk produksi komersial baja rendah karbon (LC Steel) dan dapat mengurangi emisi karbon dari proses produksi hingga 74%. Cadangan antrasit Grup cukup untuk mendukung kegiatan penambangan selama lebih dari 25 tahun, dan pada akhirnya akan mendukung kapasitas produksi hingga 25 juta ton LC Steel per tahun.
Di sisi lain, ekspansi ke AS memungkinkan Grup untuk memanfaatkan peningkatan permintaan antrasit UHG, yang digunakan dalam Electric Arc Furnace (EAF). Selama dekade terakhir, ekspor antrasit dari AS telah tumbuh dengan laju pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 10,6% dari FY2014 hingga FY20234.
Semua proyeksi ekspansi kapasitas produksi baja di AS dan Eropa ditujukan untuk EAF, dan antrasit UHG dari AS akan menjadi sumber pasokan penting bagi EAF secara global. Selain itu, pemerintah di sejumlah yurisdiksi utama, khususnya pemerintah Inggris dan Jerman, memberikan dorongan untuk konversi dari Blast Furnace ke EAF.
Selain itu, transaksi ini memajukan tujuan strategis Grup untuk mendiversifikasi portofolionya dan mengurangi ketergantungan pada batu bara termal. Dengan penambahan operasional ACG, pendapatan dari future-facing commodities akan meningkat dari 19% pada FY2023 menjadi 28% pada FY2024.
Selain mengurangi emisi karbon melalui penggunaan antrasit UHG di EAF, operasional ACG juga meningkatkan hasil lingkungan dengan praktik pertambangan berkelanjutan, serta memulihkan dampak lingkungan yang terjadi sebelumnya. ACG merehabilitasi lahan yang telah ditambang lebih dari satu abad lalu, mengubahnya menjadi area yang cocok untuk pengembangan, rekreasi, dan konservasi.
Transaksi ini akan didukung kas internal dan fasilitas pembiayaan sindikasi sebesar US$ 750 juta dari PT Bank BNI (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kegiatan operasional ACG diharapkan dapat menambah pendapatan sebesar USD 120 - 130 juta per tahun.