Perusahaan batu bara milik Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 376,76 juta atau Rp 6,09 triliun pada semester I 2024. Angka tersebut menunjukkan penurunan sebesar 48% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar US$ 725,85 juta atau Rp 11,72 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dikutip Jumat (2/8), pendapatan emiten batu bara itu juga merosot sebanyak 25% menjadi US$ 1,53 miliar atau Rp 24,82 triliun per Juni 2024 dari periode yang sama tahun lalu US$ 2,03 miliar (Rp 31,7 triliun).
Secara rinci, pendapatan dari penjualan batu bara kepada pihak ketiga turun 27% menjadi US$ 1,41 miliar (Rp 22,68 triliun) per Juni 2024. Kemudian, penjualan batu bara kepada pihak berelasi naik 25% menjadi US$ 116 juta (Rp 1,88 triliun). Kemudian kontribusi segmen non-batu bara naik menjadi US$ 4,40 juta (Rp 71,4 miliar) dari sebelumnya US$ 3,58 juta (Rp 57,99 miliar).
Meskipun pendapatan BYAN turun signifikan, beban pokok pendapatannya hanya turun tipis sebesar 2,47% yoy menjadi US$ 951,64 juta (Rp 15,4 triliun). Hal tersebut menyebabkan laba kotor BYAN turun 45,24% yoy menjadi US$ 582,34 juta (Rp 9,43 triliun) pada akhir Juni 2024.
Tak hanya itu, beban penjualan BYAN tercatat sebesar US$ 20,97 juta (Rp 339,7 miliar) pada akhir semester I 2024. Angka tersebut turun sebanyak 56,86% yoy dari US$ 48,61 juta (Rp 787,48 miliar) pada periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, laba bersih Bayan Resources menjadi US$ 376,76 juta (Rp 6,1 triliun) pada semester I 2024. Nilai tersebut turun 47,95% yoy dari US$ 723,85 juta (Rp 11,73 triliun) pada periode Januari hingga Juni 2023.
Apabila melihat dari sisi neraca, total aset emiten batu bara itu tercatat US$ 2,95 miliar (Rp 47,79 triliun) sepanjang semester I 2024. Sedangkan liabilitas BYAN terpantau turun menjadi US$ 891,49 juta (Rp 14,44 triliun). Adapun ekuitasnya naik menjadi US$ 2,06 miliar (Rp 33,37 triliun) per Juni 2024.