Prudential Ungkap Strategi Hadapi Penurunan Masyarakat Kelas Menengah

Katadata
Prudential Indonesia beradaptasi dengan penurunan jumlah kelas menengah selama lima tahun terakhir, menekankan pentingnya menyediakan produk asuransi yang lebih terjangkau.
25/9/2024, 16.44 WIB

PT Prudential Life Assurance mengungkapkan strategi dalam menghadapi penurunan populasi kelas menengah di Indonesia.

Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, Karin Zulkarnaen, menyampaikan bahwa meskipun saat ini kondisi Prudential Indonesia masih tergolong stabil, perusahaan perlu melakukan penyesuaian di masa mendatang.

Menurutnya, Prudential tidak bisa hanya mengandalkan produk yang ada saat ini, tetapi harus terus mengeksplorasi pilihan produk yang lebih terjangkau untuk menjangkau lebih banyak masyarakat.

“Produk yang lebih mudah contohnya supaya inklusinya bisa semakin baik. Tapi sejauh ini aman,”  kata Karin dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu (25/9).

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK sebelumnya menyatakan akan mengantisipasi dampak dari penurunan kelas menengah dan deflasi beruntun yang tengah terjadi di perekonomian Indonesia saat ini.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, kondisi tersebut belum berdampak kepada industri jasa keuangan.

Menurut Mahendra, penyaluran kredit atau pembiayaan tumbuh seiring inflasi yang masih terjaga. Ia mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2024 juga terjaga di atas 5%.  

“Itu merupakan sesuatu pencapaian yang baik di tengah kondisi global dalam perlambatan pertumbuhan ekonomi juga disertai kondisi ketidakpastian global dalam geopolitiknya," kata Mahendra dalam konferensi pers RDKB, Jumat (6/9). 

Kinerja Hingga Semester Pertama 2024

PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kenaikan pendapatan premi sebesar 3% year on year (yoy) menjadi Rp 10,1 triliun sepanjang semester pertama 2024.

Chief Customer and Marketing Office Prudential Indonesia, Karin Zulkarnaen mengatakan klaim asuransi Prudential secara keseluruhan total Rp 8,6 triliun atau naik hingga 5,5% yoy hingga semester pertama 2024. 

Tak hanya itu, ia mengatakan total aset juga mencapai Rp 59,4 triliun. Apabila berdasarkan jumlah pembayaran klaim dan manfaat tersebut, seiring dengan turunnya klaim asuransi jiwa, asuransi kesehatan menyumbang kenaikan terbesar yakni 28%

“Jadi membuktikan bahwa total klaim itu naik 5,5%, naiknya itu mayoritas dari kesehatan,” kata Karin di Jakarta, Rabu (25/9).

Seiring dengan hal itu, Karin mengatakan perolehan positif itu tidak hanya terjadi di Prudential, tetapi juga di pasar secara umum. Dari sisi Risk Based Capital (RBC), posisi kenaikan klaim dan trennya juga semakin kuat mencapai 398% atau naik 48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ia menyebut kenaikan klaim disebabkan oleh inflasi medis di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan negara lain, dengan perkiraan mencapai 13% tahun ini.

Hal itu menyebabkan biaya pengobatan, perawatan, obat-obatan, kamar rumah sakit, dan biaya dokter meningkat. Sementara kenaikan pendapatan masyarakat tidak sebanding dengan kenaikan biaya medis.

“Berarti disposable income atau pendapatan yang bisa dibelanjakan makin kecil dengan adanya inflasi medis yang tinggi,” tambah Karin.

 
Reporter: Nur Hana Putri Nabila