PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau Bank Sumut membidik dana segar Rp 4 triliun dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) atau pun Kelompok Usaha Bank (KUB). Direktur Utama Bank Sumut Babay Farid Wazdi mengatakan dana segar tersebut dibutuhkan untuk penambahan modal bank.
Namun, Babay menyebut perusahaan belum bisa memutuskan skema untuk mendapatkan dana segar itu. "Bisa lewat KUB, IPO, atau lewat yang lain-lain. Itu strategi kami ke depan untuk dapat dana, bisa juga bisa lewat perpetual bond," kata Babay saat ditemui di Jakarta, Senin (14/10).
Ia menjelaskan saat ini perusahaan masih mempertimbangkan skema yang akan diambil. Bahkan, perusahaan juga mempertimbangkan opsi penguatan modal dari pemegang saham.
"Tahun 2028 (Bank Sumut) bisa masuk Kelompok Bank dengan Modal Inti (KBMI) 2, tapi mungkin IPO di 2025, 2026, atau 2027 itu bisa untuk jadi KBMI 2,” tuturnya.
Bank Sumut sebelumnya tertarik menjadi perusahaan terbuka melalui penawaran umum perdana saham atau IPO. Direktur Bisnis & Syariah Bank Sumut, Syafrizalsyah, mengatakan Bank Sumut hingga kini masih dalam proses untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Saya belum bisa jawab tentang IPO, tapi itu masuk dalam rencana, apakah itu di 2026 atau 2025 belum bisa dipastikan,” kata Syafrizal kepada wartawan di Balige, Sumatera Utara, Jumat (9/8).
Bank Sumut mengincar dana hasil IPO untuk pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB). Hal itu karena perusahaan baru memiliki modal inti sebesar Rp 4,2 triliun.