Nilai tukar rupiah dibuka menguat 1,22% ke level Rp 16.105 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Jumat (27/3). Peningkatan kurs rupiah saat ini terdorong oleh sentimen global dan optimisme pasar terkait stimulus pemerintah AS untuk meredam dampak pandemi corona.
Bersamaan dengan rupiah, hampir seluruh mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, tiga mata uang dengan peningkatan tertinggi pagi ini dicatat won Korea Selatan 1,4%, rupiah 1,22% dan rupee India 1,25%.
Sementara yen Jepang menguat sebesar 0,87%, dolar Singapura 0,01%, ringgit Malaysia 0,88%, dolar Taiwan 0,34%, peso Filipina 0,48%, yuan Tiongkok 0,01%, dan baht Thailand 0,49%. Hanya dolar Hong Kong yang melemah tipis 0,01%.
(Baca: BI Prediksi Pengusaha Tak Kerek Harga Meski Dolar AS Tembus Rp 16 Ribu)
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen pendorong rupiah hari ini salah satunya datang dari faktor global.
Indeks saham AS, Dow Jones menguat cukup besar kemarin yakni lebih dari 6%. Penguatan terjadi sejalan dengan optimisme pasar akan stimulus yang akan digelontorkan pemerintah AS sebesar US$ 2 triliun untuk meredam dampak negatif pandemi corona.
"Ini bisa memberikan sentimen positif juga ke aset berisiko hari ini termasuk ke rupiah," kata Tjendra kepada katadata.co.id, Jumat (27/3).
Adapun senat AS sudah menyetujui proposal stimulus tersebut. Kini, hanya menunggu persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dikuasai oleh Partai Demokrat hari ini.
(Baca: Rupiah Naik Tipis Usai The Fed Umumkan Kebijakan Kredit ke Pebisnis AS)
Dengan perkiraan DPR AS akan menyetujui usulan stimulus tersebut, diharapkan ikut memberi dampak positif terhadap kurs rupiah hari ini.
Oleh sebab itu, Tjendra memproyeksikan rupiah berpotensi bergerak menguat ke arah Rp 16.000 hari ini. Sementara di area resisten, rupiah diproyeksikan bergerak di level 16.305 per dolar AS.