Tembus Rp 16 Ribu per Dolar AS, Jokowi Minta BI Fokus Jaga Rupiah

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras.
Presiden Joko Widodo juga meminta OJK fokus pada kebijakan stimulus ekonomi yang memberikan kemudahan dan keringanan bagi kelompok-kelompok terdampak virus corona.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
20/3/2020, 11.43 WIB

Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot hari ini melemah hingga menembus Rp 16 ribu per dolar AS. Presiden Joko Widodo meminta Bank Indonesia untuk terus menjaga stabilitas rupiah.  

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka melemah di level Rp 15.950 per dolar AS dan terus bergerak melemah hingga menembus level Rp 16.037 per dolar AS pukul 11.00 WIB. 

"Saya minta BI fokus terus jaga stabilitas rupiah," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas via video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/3).

Jokowi juga meminta BI dapat menjaga inflasi terkendali. Dia juga meminta sinergi BI, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan terus diperkuat, antara lain untuk memastikan ketersediaan likuiditas di dalam negeri.

 "Kemudian memantau setiap saat terhadap sistem keuangan dan mitigasi risiko sekomprehensif mungkin, sedetail mungkin," kata Jokowi.

(Baca: Pasar Panik, Rupiah Anjlok ke Rp 16 Ribu per Dolar AS)

Di sektor Perbankan, Jokowi meminta OJK berfokus pada kebijakan stimulus ekonomi yang memberikan kemudahan dan keringanan bagi kelompok-kelompok terdampak virus corona, khususnya UMKM dan sektor informal. Dengan demikian, aktivitas produksi mereka bisa tetap berjalan dan tak ada pemutusan hubungan kerja.

Kepala Negara mengaku sudah mendapat laporan bahwa OJK sudah menerbitkan aturan relaksasi bagi debitur, termasuk UMKM yang terdampak corona. Meski demikian, dia meminta agar kebijakan stimulus tersebut dievaluasi secara berkala.

"Evaluasi secara periodik untuk lihat kebutuhan-kebutuhan yang ada di lapangan," kata dia.

BI sebelumnya mengumumkan tujuh strategi untuk menahan pelemahan rupiah akibat kepanikan investor di tengah kepanikan pasar. Pertama, memperkuat intensitas kebijakan intervensi tiga lapis atau triple intervention di pasar spot, surat berharga negara, dan domestic non-delivery forward atau DNDF.

(Baca: IHSG Pagi Ini Terperosok Masuk ke Level 3.000)

Kedua, memperpanjang tenor repo surat berharga negara hingga 12 bulan dan menyediakan lelang setiap hari untuk memperkuat pelonggaran likuiditas rupiah perbankan. Ketiga, menambah frekuensi lelang FX swap tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan dari 3 (tiga) kali seminggu menjadi setiap hari.

Keempat, memperkuat instrumen term deposit valuta asing guna meningkatkan pengelolaan likuiditas valuta asing di pasar domestik. Kelima, mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan rekening rupiah dalam negeri (Vostro) bagi investor asing sebagai underlying transaksi dalam transaksi DNDF. 

Keenam, memperluas kebijakan insentif pelonggaran GWM harian dalam rupiah sebesar 50bps. Insentif yang semula hanya ditujukan kepada bank-bank yang melakukan pembiayaan ekspor-impor, ditambah kepada bagi yang pembiayaan kepada UMKM dan sektor-sektor prioritas lain.

Ketujuh, memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung upaya mitigasi penyebaran Covid-19. Ini dilakukan antara lain dengan menjamin ketersediaan uang layak edar yang higienis dan menurunkan biaya transfer antar bank melalui sistem kliring BI.

Reporter: Dimas Jarot Bayu