Survei Bank Indonesia memperkirakan penjualan eceran atau retail periode Februari masih akan diwarnai pelemahan dengan tingkat penurunan yang lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya. Lesunya penjualan retail berasal dari kelompok sandang.
Penurunan penjualan retail tercermin dari Indeks Penjualan Riil atau IPR Februari sebesar 214. Angka ini tercatat turun 1,9% secara tahunan atau turun 0,3% lebih dalam dibanding penurunan pada Januari 2020. Secara keseluruhan, kelompok sandang mencatat penurunan paling tajam yakni 29,3%.
(Baca: Konsumsi Lesu, Penjualan Ritel Menurun pada Desember Meski Ada Natal)
Selain itu, penurunan penjualan retail juga terjadi pada sub kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar 6%, lebih besar dibanding penurunan pada bulan sebelumnya sebesar 3,1%.
Di sisi lain, terjadi perlambatan penjualan untuk kelompok suku cadang dan aksesori, serta sub kelompok makanan, minuman dan tembakau. Masing-masing tercatat hanya tumbuh 3% dan 0,8% pada Februari. Sedangkan pada bulan sebelumnya, ketiganya tumbuh 6,2% dan 3,5% pada Januari.
Tren penurunan penjualan pada Februari juga kemungkinan akan berlanjut secara regional. Adapun perkiraan kontraksi pertumbuhan penjualan terjadi di Kota Medan, Surabaya, Denpasar, dan Bandung.
Sebelumnya, BI mencatat kinerja penjualan eceran pada Januari relatif stabil meski tetap menunjukkan fase kontraksi. IPR Januari tercatat sebesar 217,5, atau turun 0,3%. Angka ini sedikit membaik dari penurunan 0,5% pada Desember 2019.
Penurunan tersebut, terutama disebabkan oleh kontraksi penjualan sub kelompok komoditas sandang sebesar 27,5% atau turun dari 0,7% pada Desember 2019. Sedangkan, pertumbuhan penjualan kelompok suku cadang dan aksesori juga tercatat melambat dari 15,7% pada Desember 2019 menjadi 6,2% pada Januari 2020.
Penurunan kinerja penjualan eceran pada Januari terjadi di sejumlah kota yang disurvei. Dari sepuluh kota yang menjadi obyek survei, sejumlah kota mencatat penurunan penjualan eceran seperti Medan yang turun 8,8%, Denpasar 5,3%, Banjarmasin 2,5%, dan Bandung 0,3%.
Sementara itu beberapa kota lainnya juga terpantau mengalami perlambatan penjualan yaitu di Surabaya yang melambat menjadi 5,1%, Makassar 1,1%, dan Manado 13,7%.
Responden memperkirakan penjualan eceran meningkat pada April serta Juli 2020. Ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan atau IEP 3 bulan yang akan datang sebesar 141,3, lebih tinggi dibandingkan 131,5 pada bulan sebelumnya. Peningkatan diprediksi terdorong oleh peningkatan permintaan selama Ramadan.
(Baca: Survei BI: Penjualan Retail Melambat, Sandang Paling Lesu)
Sementara penjualan eceran pada Juli 2020 juga diperkirakan meningkat, sebagaimana yang tercermin dari IEP 6 bulan sebesar 142,5 lebih tinggi dari 140,6 pada periode sebelumnya. Peningkatan tersebut diperkirakan sejalan dengan momen Idul Adha yang jatuh pada minggu terakhir Juli 2020.
Survei juga mengindikasikan tekanan inflasi pada April 2020 yang diprediksi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut ditunjukkan oleh Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) April sebesar 165,5, meningkat dari 160,2 pada bulan sebelumnya.
Peningkatan sejalan dengan persiapan menghadapi bulan Ramadhan yang jatuh pada minggu keempat April. Di sisi lain, IEH 6 bulan mendatang di tingkat pedagang retail diindikasikan menurun dengan indeks sebesar 161,8, lebih rendah dari 166,0 pada bulan sebelumnya.