Kunjungi Abu Dhabi, Jokowi Borong 16 Komitmen Investasi Rp 319 Triliun

Kementeriaan Koordinasi Kemaritiman dan Investasi
Jokowi, sejumlah menteri dan delegasi bertolak ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk membahas sejumlah proyek kerja sama dan investasi.
Penulis: Ekarina
13/1/2020, 09.31 WIB

Presiden  Joko Widodo(Jokowi) dan sejumlah delegasi bertolak ke Uni Emirat Arab (UEA) 11 hingga 13 Januari 2020. Dalam pertemuan tersebut, terdapat 16 kesepakatan yang diteken antara Indonesia dengan UEA terkait kerja sama bidang investasi dan lainnya dengan nilai mencapai lebih dari US$ 22,89 miliar atau Rp 319,9 triliun.

Dari 16 kesepakatan yang diteken dan disaksikan Jokowi, lima di antaranya merupakan perjanjian kerja sama milik pemerintah (Goverment to goverment) dan 11 lainnya kerja sama bisnis antara pelaku usaha kedua negara. 

(Baca: Kunjungi Abu Dhabi, Jokowi Kejar Investasi dan Jadi Pembicara Kunci)

Presiden Joko Widodo mengapresiasi kemajuan yang signifikan dalam hubungan kerja sama antara Indonesia dan UEA dalam pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi UEA Mohamed bin Zayed di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan di Abu Dhabi.

“UEA akan tetap menjadi salah satu mitra penting kerja sama ekonomi Indonesia, terutama di bidang investasi,” kata Jokowi di Abu Dhabi, Senin (13/1).

Sementara itu, Putra Mahkota mengatakan bahwa hubungan kedua negara masih dapat ditingkatkan. “Kita dapat memulai era baru hubungan kedua negara yang lebih erat,” kata Putra Mahkota Mohamed bin Zayed.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan Putra Mahkota Mohamed bin Zayed menyaksikan pertukaran 16 perjanjian kerja sama antara delegasi Indonesia dan UEA.

Lima perjanjian antar pemerintah berhasil disepakati antara lain di bidang keagamaan, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan penanggulangan terorisme. 

Lima kerja sama antara pemerintah atau G to G tersebut, yakni Memorandum of Understanding (MoU) antara Menteri Agama RI dengan General Authority of Islamic Affairs and Endowments of the United Arab Emirates terkait kerja sama di bidang urusan agama Islam dan wakaf.

(Baca: Pertamina Dapat Kepastian Impor LPG Langsung dari Uni Emirat Arab)

Kedua, MoU antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan Menteri Pendidikan UEA terkait kerja sama di bidang pendidikan. Ketiga, MoU antara Menteri Pertanian RI dan Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan UEA terkait kerja sama di bidang pertanian dan diversifikasi pangan.

Keempat MoU antara Menteri Kesehatan RI dengan Menteri Kesehatan dan Pencegahan UEA terkait kerja sama kesehatan.

Kelima,  MoU antara BNPT dan National Intelligence Service of United Arab Emirates terkait kerja sama konter terorisme.

Selain kerja sama pemerintah, kepala negara juga menyaksikan penandatangan 11 kerja sama business to business (B to B) antara pelaku usaha kedua negara di bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset dengan estimasi  nilai investasi US$ 22,89 miliar atau sekitar Rp 314,9 triliun.

Kerja sama yang tersebut di antranya adalah Power Purchase Agreement (PPA) antara konsorsium PT. PJB Investasi (PT. PJBi dan Masdar) dan PT. PLN (Persero) dalam “Floating Solar PV PP 145 MWAC“ di Danau Cirata, Jawa Barat, senilai US$ 129 juta.

(Baca: Luhut Tolak Lowongan Ribuan Pekerja Kasar RI ke Uni Emirat Arab)

Kedua, proyek Refinery Investment Principle Agreement (RIPA) antara Mubadala Investment Company dan PT. Pertamina (Persero) untuk melanjutkan negosiasi dalam seleksi kemitraan setara untuk PT. Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) - RDMP RU V. senilai US$ 5,5 miliar.

Ketiga, kontrak penyediaan LPG antara Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) and PT. Pertamina senilai 270 juta dolar AS. Keempat, Project Execution Agreement – Gresik Container Terminal antara DP World dan PT. Pelabuhan Indonesia Maspion senilai US$ 1,2 miliar.

Kelima, amandmen MoU antara Emirates Global Aluminium (EGA) dan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) senilai US$ 71 juta.

Keenam, MoU terkait “Evaluate a Potential Crude to Petrochemical Complex Project at Balongan” antara Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dan PT. Pertamina (Persero) dalam hal projek Balongan di Jawa Barat senilai US$ 12,6 miliar.

Ketujuh Long Term Naphta Supply Contract antara ADNOC dan PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. senilai US$ 3 miliar. Kedelapan, MoU antara SAAL Operating System - Sole Proprietorship LLC (Saal.ai) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom)  terkait implementasi pendidikan digital untuk K-12 di Indonesia senilai US$ 23,5 juta.

Kesembilan, MoU dan Non-Disclosure Agreement (NDA) antara PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) dan TW Container Services Ltd. (TWCS) bertajuk “Development of a Custom Bounded Third Party Logistics Park, Dry Port and Inland Container Depot” di Subang, Jawa Barat, senilai US$ 100 juta.

Kesepuluh, MoU antara Elite Agro LLC, UAE dan Indonesian Agency for Agricultural Research And Development (IAARD), Kementerian Pertanian RI terkait “Research and Development Collaboration for Agricultural Crops Commercialization” di Lembang, Jawa Barat.

Dan terakhir, Letter of Intent (LoI) antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Lulu Group International terkait optimalisasi penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat melalui empowerment dan program capacity building.

Reporter: Antara