Manufaktur Lesu, BI Sebut Industri Otomotif Bisa Jadi Andalan

ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGROHO
Ilustrasi. Indeks PMI Manufaktur Indonesia meningkat pada November, tetapi masih lemah dan berada di bawah level 50.
2/12/2019, 20.52 WIB

IHS Markit mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia pada November 2019 sebesar 48,2, lebih tinggi dibanding Oktober 2019 yang sebesar 47,7. Meski naik, angka tersebut menunjukkan bahwa sektor manufaktur di Tanah Air masih lemah karena indeks di bawah level 50.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menilai, kondisi tersebut biasa terjadi di akhir tahun lantaran  musim liburan. Namun tak seluruh sektor manufaktur melemah.

"Masih ada sektor yang menjadi pendulang. Contohnya otomotif, ternyata ekspor kita bagus di sana," kata Destry kepada Katadata.co.id, Senin (2/12).

(Baca: Aktivitas Manufaktur Tiongkok Tumbuh di Atas Ekspektasi pada November)

Selain itu,  industri makanan dan minuman juga bisa menjadi penopang. "Jadi di situ kami bergerak, di sektor-sektor mana saja yang masih bisa punya peluang tumbuh, dan itu yang perlu ada perhatian lebih," ucap dia.

Saat ini, menurut dia, BI menaruh perhatian terhadap tiga sektor yang akan menjadi penggerak perekonomian dalam negeri. Sektor tersebut yakni properti, otomotif, dan green sector.

Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo mencatat ekspor mobil Indonesia untuk kendaraan utuh atau completely built up (CBU) pada Januari-Juli 2019 meningkat 23,1% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 169,4 ribu. Peningkatan ekspor mobil ditopang oleh kenaikan ekspor merek Mitsubishi yang mencapai 529,5% dari 4,6 ribu unit menjadi 28,7 ribu unit.

(Baca: Hadapi Gejolak Global, BI Minta Pemerintah Gelontorkan Stimulus Fiskal)

Daihatsu masih memimpin sebagai merek terlaris dalam ekspor CBU dengan total ekspor sebanyak 66,8 ribu unit. Angka tersebut meningkat 12% dari Januari-Juli 2018 yang sebanyak 59,6 ribu unit. Peringkat kedua ditempati oleh Toyota dengan total ekspor sebanyak 49,2 ribu unit.

Namun, ekspor CBU Toyota turun 10,8% dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 55,2 ribu unit. 

Setelah Mitsubishi, peringkat keempat ditempati oleh Suzuki sebanyak 17,6 ribu unit atau meningkat 13,9% dari periode sebelumnya yang sebesar 15,4 ribu unit. Honda menyusul dengan total ekspor CBU sebanyak 3,8 ribu unit.

Reporter: Agatha Olivia Victoria