Ekonomi Kuartal III Tumbuh Melambat, Kadin Soroti Masalah Dalam Negeri

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi industri manufaktur. Ketua Kadin Rosan Roeslani mengatakan pemerintah harus mendorong sektor manufaktur demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian lambat.
Penulis: Rizky Alika
5/11/2019, 16.36 WIB

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melambat secara triwulanan. Kamar Dagang Indonesia atau Kadin memberikan sejumlah rekomendasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pertama, Kadin menyarankan pemerintah untuk meningkatkan sektor manufaktur. "Pemerintah (harus) manfaatkan situasi ini untuk memperbaiki industri manufaktur kita sebagai bagian dari rantai pasok global," kata Ketua Kadin Rosan Roeslani di Jakarta, Selasa (5/11).

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terpapar oleh situasi global. Sebab, komponen ekspor dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia belum memberikan andil yang besar.

(Baca: Makin Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2019 Hanya 5,02%)

Sebagaimana diketahui, pada triwulan III ini pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara melambat. Singapura hanya tumbuh 0,1% atau lebih rendah dari 2018 sebesar 3,3%, kemudian Tiongkok tumbuh sebesar 6% dibandingkan 6,6% pada 2018.

Sebaliknya, bila pertumbuhan ekonomi global melaju kencang, Indonesia dapat semakin tertinggal. Oleh karena itu, strategi berikutnya yaitu meningkatkan ekspor dan investasi di samping perbaikan sektor manufaktur.

Kemudian pemerintah juga perlu menjaga konsumsi rumah tangga dengan membuat kebijakan yang langsung berdampak pada daya beli masyarakat di tengah perekonomian yang masih menantang. "Itu kuncinya yang paling tepat," ujar Rosan.

(Baca: Hong Kong Resesi, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi Indonesia?)

Adapun, dia telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan III sebesar 5,02%. Hal tersebut dinilai wajar mengingat pertumbuhan ekonomi global yang juga melambat.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan III sebesar 5,02% melambat dibandingkan triwulan II 2019 sebesar 5,05% maupun secara tahunan dibanding periode yang sama 2018 sebesar 5,17%.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, ketidakpastian masih meliputi perekonomian global seiring perang dagang yang masih berlangsung dan memanasnya kondisi geopolitik. Hal ini berdampak pada perekonomian sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia.

(Baca: Beda Resesi Ekonomi di Mata Sri Mulyani, Perry Warjiyo dan Agus Marto)

Reporter: Rizky Alika