Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis 0,01% ke posisi Rp 14.025 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (29/10). Penguatan rupiah terutama ditopang pernyataan Trump yang memungkinkan penandatanganan kesepatan dagang antara AS dan Tiongkok lebih cepat dari jadwal semula.
Mengutip Bloomberg. rupiah hingga
Sementara itu, mata uang Asia pagi ini bergerak bervariasi. Yen Jepang turun 0,04%, dolar Hongkong 0,01%, dolar Singapura 0,02%, yuan Tiongkok 0,04%, dan baht Thailand 0,07%. Sementara itu, dolar Taiwan turun 0,06%, won Korea Selatan 0,12%, peso Filipina 0,14%, rupee India 0,19%, dan ringgit Malaysia 0,02%.
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan menguat sepanjang hari ini dan diperdagangkan pada rentang Rp 13.970 - Rp 14.050 per dolar AS. Ia menyebut penguatan rupiah terutama ditopang oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump.
"Trump mengungkapkan kemungkinan penandatanganan perjanjian dagang AS dan Tiongkok lebih cepat dari jadwal semula," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (29/10).
(Baca: Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok Bakal Diteken Lebih Cepat dari Jadwal)
Pernyataan ini, menurut dia, memberikan konfirmasi niat baik AS untuk menyelesaikan konflik dagang dengan Tiongkok. Adapun kedua negara negara ekonomi terbesar di dunia tengah mencoba mengakhiri perang dagang yang berlarut-larut selama 16 bulan terakhir.
Mengutip keterangan tertulis Kantor Perwakilan Dagang AS, US Trade Representatives, AS dan Tiongkok disebut telah menyepakati sejumlah isu yang spesifik. Kedua pihak sudah hampir mendekati kesepakatan dalam perjanjian. Diskusi para wakil menteri masih terus berlangsung dan kedua negara siap berbicara melalui sambungan telepon sesegera mungkin.
(Baca: Prediksi Beragam IHSG Hari Ini, Saham Tambang & Konsumer Direkomendasi)
Di sisi lain, Kementerian Perdagangan Tiongkok dalam keterangan resminya menyebutkan, pembahasan teknis mengenai sejumlah isu telah selesai. Tiongkok berharap AS bisa menghapus berbagai bea masuk yang dikenakan terhadap produk-produk mereka.
Selain perkembangan kesepakatan dagang, Ariston menyebut potensi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) juga membantu penguatan rupiah. Ia memproyeksi The Fed akan memangkas suku bunga acuannya 25 basis poin. "Pemangkasan ini bisa membantu pengalihan aset ke aset berisiko," ujarnya.