BI Diprediksi Turunkan Bunga, Rupiah Menguat di Bawah Rp 14.000/US$

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Karyawan menghitung uang rupiah pecahan 100 ribu di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/9/2019). Nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar AS karena pelaku pasar mengharap Bank Indonesia (BI) akan kembali menurunkan suku bunga acuannya.
24/10/2019, 09.53 WIB

Nilai tukar rupiah menguat 0,14% ke level Rp 14.010 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan pasar pagi ini, Kamis (25/10). Penguatan ini ditopang oleh optimisme para pelaku pasar terhadap kemungkinan pemangkasan kembali suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Seperti dikutip dari Bloomberg, seluruh mata uang Asia pagi ini menguat terhadap mata uang Negeri Paman Sam. Yen Jepang naik 0,08%, dolar Hong Kong 0,04%, dolar Singapura 0,07%, dolar Taiwan 0,1%, peso Filipina 0,14%, rupee India dan yuan Tiongkok 0,04%, ringgit Malaysia 0,05%, dan baht Thailand 0,08%.

Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan hari ini. Benar saja, beberapa saat setelah sesi pembukaan, rupiah berada di level Rp 13.994 per dolar AS. "Ini karena BI kemungkinan memangkas kembali suku bunga acuannya," kata Tjendra kepada Katadata.co.id.

Pemangkasan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7 DRRR) akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu alasan BI menurunkan suku bunga adalah inflasi yang stabil.

Sebelumnya, BI menyebut survei pemantauan harga (SPH) menunjukkan inflasi hingga pekan kedua Oktober 2019 sebesar 0,04% secara bulanan dan 3,15% secara tahunan. Harga-harga barang dan komoditas pun masih terkendali. Hanya beberapa komoditas yang harganya sedikit naik, seperti daging ayam ras.

(Baca: Rupiah Menguat Tipis Respons Kabinet Baru Jokowi)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria