Sri Mulyani Kembali Jadi Menkeu, Rupiah Menguat ke 14.040 per Dolar AS

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi. Penguatan rupiah antara lain ditopang oleh sentimen positif dari kembali ditunjuknya Sri Mulyani sebagai menteri keuangan.
22/10/2019, 16.56 WIB

Menurut dia, Sri Mulyani memiliki rekam jejak yang baik dalam pengelolaan kebijakan fiskal. Ini ditandai dengan defisit fiskal tetap terjaga di kisaran 2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam beberapa tahun terakhir ini.

Peringkat utang Indonesia juga  mendapatkan layak investasi dari lembaga pemeringkat internasional. Dalam lima tahun mendatang, ia pun memperkirakan Sri Mulyani dapat menjawab tantangan perlambatan ekonomi global serta isu struktural. Isu struktural ini dalam rangka mendorong penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan Unit Kegiatan Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Meski begitu, Josua berpendapat bahwa masih banyak tugas penting Sri Mulyani dalam periode selanjutnya. Dalam jangka pendek, Sri Mulyani harus mengelola fiskal dengan menjaga kredibilitas Anggarana Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dan mengoptimalkan potensi penerimaan pajak.

(Baca: Masuk Kabinet, Prabowo Dulu Sering Sindir Sri Mulyani soal Utang)

Disaat bersaaman, Sri Mulyani harus mampu mendorong produktivitas belanja pemerintah baik di kementerian dan lembaga serta belanja pemerintah daerah.

. "Kebijakan fiskal lainnya juga turut diarahkan untuk memberikan dorongan pertumbuhan sektor UMKM,"ujarnya.

Pagi ini, Sri Mulyani menjadi orang pertama yang menyambangi istana negara. Usai keluar dari istana, ia pun mengatakan dirinya diminta presiden sebagai Menteri Keuangan periode 2019-2024. Dia menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan tugas yang diembannya sejak 2016.

Sri Mulyani menyatakan akan membantu Jokowi untuk mendorong penciptaan lapangan kerja dan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain itu, Jokowi juga meminta Sri Mulyani meningkatkan ketahanan ekonomi dan mendorong investasi.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria