Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini melemah 0,2% ke level Rp 14.113 per dolar AS. Pelemahan rupiah antara lain dipengaruhi stabilitas politik di Tanah Air yang tengah tak pasti dan penguatan dolar AS.
Mengutip Bloomberg, indeks dolar menguat 0,04% ke level 98,64. Sementara itu, mata uang negara-negara Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS.
Yuan Tiongkok menguat 0,2%, peso Filipina menguat 0,02%, dolar Taiwan naik 0,01%, dan dolar Singapura menguat 0,09%. Sementara itu, ringgit Malaysia melemah 0,03%, baht Thailand melemah 0,2%, rupee India turun 0,01%.
Ekonom Institute of Development for Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira. mengatakan, pelemahan rupiah saat ini dipengaruhi instabilitas politik Indonesia. Salah satunya, demonstrasi yang tengah digelar pemerintah.
"Terutama dengan adanya penolakan terhadap berbagai pengesahan Undang-Undang (UU), khususnya UU Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK) yang cukup berpengaruh ke iklim investasi," kata Bhima, Selasa (24/9).
(Baca: Investor Saham Cemas Ketidakpastian Politik, IHSG Sesi I Anjlok 1,26%)
Pernyataan Kantor Staf Presiden perihal KPK menurunkan minat investasi juga rupanya direspon negatif oleh pasar. Artinya, komitmen pemberantasan korupsi yang mundur membuat tak adanya ketidakpastian hukum.
Berbeda dengan Bhima, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen domestik tak terlalu banyak berpengaruh terhadap pergerakan rupiah. Ia menilai rupiah melemah pada hari ini lebih banyak disebabkan oleh penguatan dolar AS, antara lain optimisme kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok.
"Ketidakpastian ekonomi global juga menjadi beban bagi aset-aset berisiko (termasuk rupiah)," ujar dia
Ia menyebut sejumlah data menunjukkan ada keengganan untuk melakukan ekspansi. Salah satunya, yakni rilis data PMI versi Markit yang mencatatkan level 41,4, dari sebelumnya 43,5. Sementara PMI gabungan tercatat berada di level 49 dari sebelumnya 51,7.
(Baca: Darmin Klaim Demonstrasi Mahasiswa Tak Akan Berimbas ke Pasar Keuangan)
Sementara rilis data PMI manufaktur AS pada September berada di level 51, lebih baik dari sebelumnya pada level 50,3. Perkembangan ini dinilai Ibrahim membuat investor agak tenang, karena ada sinyal ekonomi Negeri Paman Sam tetap stabil.
"Masih ada harapan AS bisa menghindar dari resesi meski perlambatan ekonomi tidak terelakkan," terang dia.
Pada transaksi besok, Ibrahim memproyeksikan rupiah masih akan melemah pada rentang kisaran Rp 14.070 - Rp 14.125 per dolar AS.
Ribuan mahasiswa hingga kini masih menggelar demonstrasi di depan gedung DPR RI dan sejumlah wilayah lainnya. Situasi demonstrasi saat ini bahkan tengah memanas, lantaran mahasiswa mencoba untuk menjebol pintu gerbang DPR.