Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot sore ini, Kamis (5/9) ditutup menguat tipis 0,03% ke posisi Rp 14.155 per dolar AS. Penguatan rupiah seiring dengan melemahnya indeks dolar.
Dikutip dari Bloomberg, indeks dolar AS melemah 0,17% ke level 98,28. Sementara Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah menguat dari Rp 14.218 per dolar AS kemarin menjadi Rp 14.153 per dolar AS.
Pada perdagangan sore ini, sebagian besar mata uang negara-negara Asia juga bergerak menguat terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia menguat 0,39%, dolar Hong Kong naik 0,02%, won Korea melemah 0,24%, rupee India melaju 0,32%, dan dolar Taiwan naik 0,09%.
Sementara yuan Tiongkok melemah 0,01%, baht Thailand turun 0,04%, sedangkan dolar Singapura stagnan.
(Baca: Sektor Manufaktur Lesu, Pemerintah dan BI Keluarkan Enam Jurus Baru)
Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan terdapat sejumlah sentimen yang membuat indeks dolar melemah pada hari ini. Salah satunya, harapan terkait perdamaian dagang antara AS dan Tiongkok yang berencana memulai kembali negosiasi pada Oktober mendatang.
"Di Hong Kong, Pemimping Carrie Lam memutuskan untuk menarik Rancangan Undang-Undang (RUU) ekstradisi setelah didemo selama berbulan-bulan," ungkap dia.
Selain itu, menurut dia, sentimen juga datang dari politik Inggris dan Italia yang kembali stabil.
(Baca: Perang Dagang, Tiongkok dan AS Sepakat Negosiasi Lagi pada Oktober)
Sementara dari internal, menurut dia, rencana pemerintah memangkas pajak PPh dan mengeluarkan sejumlah insentif fiskal turut memberikan sentimen positi.
"Informasi yang positif dari dalam negeri diharapkan akan mendatangkan kembali arus modal masuk," jelas dia.
Ibrahim memperkirakan rupiah pada perdagangan besok akan bergerak pada kisaran Rp 14.130 per dolar AS hingga Rp 14.185 per dolar AS, dengan kecenderungan menguat tipis.