Sri Mulyani: Indonesia Harus Waspadai Resesi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan Indonesia dalam acara Knowledge sector Intiative Katadata forum dengan tema "Mencari model Pengelolaan Dana dan Pengorganisasian Riset untuk Indonesia" di The Energy Building, Jakarta Pusat (31/7).
21/8/2019, 14.25 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Indonesia harus mewaspadai kondisi perekonomian global yang semakin rawan terhadap pelemahan, bahkan masuk dalam resesi. Menurut Menkeu, tidak hanya Indonesia yang mengalami tantangan tersebut, tetapi seluruh negara, terutama negara berkembang.

"Tantangan eksternal, apa yang kita perhatikan dalam ekonomi dunia apakah itu proyeksi ekonomi dunia melemah bahkan beberapa bisa disebut resesi. Ini pusat kewaspadaan kita," katanya dalam Seminar Nasional Nota Keuangan RAPBN 2020 di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/8).

Maka dari itu, ia menjelaskan bahwa dinamika global yang terjadi saat ini harus bisa dipahami. Hal ini lantaran beberapa negara sudah mengalami masa krisis akibat dinamika ekonomi global tersebut.

Bahkan ia menyebutkan, negara yang mengalami pelemahan hingga resesi kini merupakan negara yang sangat berpengaruh di perekonomian global.

(Baca: Ancaman Ekonomi 2020 Sulit Diprediksi, Sri Mulyani Paparkan Dampaknya)

"Jerman, Singapura, negara latin AS seperti Argentina yang dalam masa krisis, Meksiko, Brasil, juga dalam situasi sulit. Eropa juga mengalami berbagai masalah seperti Brexit," ucap dia.

Adapun ia menjelaskan, bahwa resesi merefleksikan perekonomian yang mengalami kontraksi atau tumbuh negatif selama dua kuartal secara berturut-turut. Beberapa negara penting di dunia perekonomiannya telah mengalami kontraksi dan krisis. Padahal, ekonomi dunia sangat dipengaruhi perekonomian negara-negara tersebut.

Tak hanya itu, menurut Sri Mulyani, beberapa motor penggerak ekonomi di Asia seperti Tiongkok dan India turut mengalami pelemahan. Hal ini menjadi tambahan tantangan eksternal yang patut diwaspadai Indonesia.

Maka dari itu, dia mengatakan akan terus memaksimalkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) agar bisa menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. "Kami di Kemenkeu terus jaga agar APBN sebagai instrumen fiskal terus dalam kondisi sehat dan kredibel," katanya.

(Baca: Saran Chatib Basri agar Indonesia Selamat dari Perang Dagang)