Sri Mulyani Harap Inflasi Stabil Kerek Keyakinan Konsumen dan Investor

ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
1/8/2019, 19.36 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap kepercayaan konsumen dan investor meningkat seiring data ekonomi yang positif, di antaranya data inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Juli sebesar 0,31% secara bulanan atau 3,32% secara tahunan.

"Inflasi kita cukup baik, jadi ini menegaskan bahwa stabilitas harga-harga tetap bisa terjaga. Kami berharap dengan adanya momentum ini maka kepercayaan konsumen dan investor meningkat," ujarnya di kantornya, Jakarta, Kamis (1/8).

Sebelumnya, sokongan untuk kepercayaan diri investor datang dari pemangkasan bunga acuan Amerika Serikat (AS). Bank sentral AS baru saja memangkas bunga acuan sebesar 0,25%. Ini merupakan pemangkasan pertama sejak 2018.

(Baca: Nielsen: Optimisme Konsumen RI Posisi 3 Dunia, Ungguli AS hingga UEA)

Ia berharap, momentum kenaikan kepercayaan konsumen dan investor mulai terlihat di semester II ini. "Karena kalau kita lihat beberapa perusahaan memang mengalami tekanan karena tahun lalu suku bunga dinaikkan beberapa kali, nilai tukar dan ekspor melemah," ucapnya.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, inflasi Juli masih di bawah target. Pemerintah menargetkan inflasi berada di kisaran 2,5-4,5% tahun ini.

Penyebab utama inflasi Juli yaitu kenaikan harga bahan pangan yaitu cabai. “Ini menunjukkan ketergantungan masyarakat terhadap cabai luar biasa," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/8).

Secara rinci, kelompok bahan makanan mengalami inflasi 0,80% dengan andil 0,17%. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,24% dengan andil 0,04%.

(Baca: Realisasi Investasi Semester I Rp 395 Triliun, Hampir 50% dari Target)

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi 0,14% dengan andil 0,04%. Lalu, kelompok sandang inflasi 0,70% dengan andil 0,04%. Kelompok kesehatan inflasi 0,18% dengan andil 0,01%.

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami kenaikan 0,92% dengan andil 0,07%. Terkahir, kelompok transportasi mengalami deflasi 0,36% dan memberi andil 0,06%.