Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei sebesar 102,61 atau naik 0,38% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 102,23. Kenaikan NTP utamanya didorong oleh subsektor hortikultura.
"Seluruh subsektor ada peningkatan NTP secara menggembirakan, kecuali tanaman pangan," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (10/6).
Secara umum, kenaikan NTP terjadi lantaran panen raya telah usai. Pola serupa juga terjadi pada Mei 2017 dan 2018 yang mengalami peningkatan lantaran musim panen raya selesai.
(Baca: Musim Panen Raya, Nilai Tukar Petani Turun 0,49%)
NTP menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk kebutuhan produksi. Dengan demikian, NTP membandingkan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula kemampuan atau daya beli petani.
Secara rinci, subsektor hortikultura meningkat 1,42% menjadi 102,41, tanaman perkebunan rakyat naik 0,43% menjadi 96,02; peternakan naik 0,83% menjadi 107,73, dan perikanan naik 0,37 menjadi 106,61. Pada subsektor perikanan, NTP nelayan naik 0,54% menjadi 113,08 sementara pembudidaya ikan naik 0,23% menjadi 101,99.
Sebaliknya, subsektor tanaman pangan menurun 0,55% menjadi 103,46. Penurunan terjadi karena indeks harga diterima petani menurun, sementara indeks harga yang dibayar petani naik. Adapun, penurunan indeks harga yang diterima petani terjadi karena penurunan harga gabah.
"Setelah panen raya panjang sampai April, stok gabah besar sehingga harga gabah kering giling dan harga gabah kering panen ada penurunan tipis," katanya.
(Baca: Dilema Bulog Akibat Menumpuknya Stok Beras)
Di sisi lain, BPS mencatat nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Mei sebesar 111,94 atau naik 0,73% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 111,13. Hal ini terjadi karena indeks harga tang diterima oleh petani naik sebesar 0,86%, lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,13%.
Serupa dengan NTP, seluruh subsektor mengalami kenaikan NTUP kecuali tanaman pangan. NTUP tanaman pangan tercatat sebesar 110,29 atau turun 0,21% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sebaliknya, NTUP hortikultura sebesar 114,11 atau naik 1,72%, tanaman perkebunan rakyat sebesar 106,01 atau naik 0,99%, dan peternakan 117,37 atau naik 1,03%. Sementara, NTUP perikanan sebesar 120,08 atau naik 0,70%.