Kurs Rupiah Cenderung Kuat, Hasil Pilpres Disebut Bisa Ubah Pergerakan

Donang Wahyu|KATADATA
Nilai tukar rupiah cenderung menguat jelang Pilpres 2019
16/4/2019, 12.24 WIB

Nilai tukar rupiah terpantau cenderung menguat sejak akhir Maret hingga sehari menjelang Pilpres 2019. Penguatan seiring masih derasnya aliran masuk modal asing ke pasar saham dan obligasi domestik (portofolio). Namun, ekonom melihat hasil Pilpres 2019 bisa mempengaruhi pergerakan ini.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Pieter Abdullah menjelaskan, nilai tukar rupiah sangat ditentukan oleh aliran modal masuk ke portofolio maupun langsung atau Foreign Direct Investment (FDI). Hasil Pilpres 2019 bakal mempengaruhi sikap investor.

Prediksi dia, investor bakal merespons positif bila petahana yang menang. “Kalau incumbent yang menang investor portofolio akan senang, pasar saham akan marak, rupiah bisa lebih menguat,” kata dia kepada katadata.co.id, Selasa (16/4).

(Baca: BI: Aliran Masuk Modal Asing April 2019 Capai Rp 91 Triliun)

Sebaliknya, bila pesaing yang menang, ia memprediksi akan ada shock di pasar walaupun sementara. Meskipun, ada juga beberapa pihak yang memprediksikan hasil Pilpres 2019 tidak akan banyak berpengaruh ke pasar. “Hasil Pemilu pasti berpengaruh, tapi ekonomi selalu berproses menyesuaikan,” ujarnya.

Sejauh ini, aliran modal asing ke portofolio masih mengalir deras, sebagaimana juga terjadi menjelang Pemilu sebelumnya. Bila mengacu pada data RTI, investor asing tercatat membukukan pembelian bersih saham Rp 3,54 triliun dalam sebulan terakhir, atau Rp 14,11 triliun sepanjang tahun.

Kondisi berbeda tampak pada FDI. Ini terlihat dari realisasi pada 2018 lalu. Bila mengacu pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi penanaman modal asing Rp 392,7 triliun, turun 8,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

(Baca: Cadangan Devisa Maret 2019 US$ 124,5 miliar, Tertinggi dalam 11 Bulan)

Piter menjelaskan, investor FDI umumnya lebih hati-hati sehingga cenderung wait and see. “Saya kira FDI baru akan kembali bergerak setelah Pemilu,” kata dia. Terutama, bila pemerintah yang baru -- siapapun presidennya – benar-benar melakukan kebijakan di berbagai bidang yang secara signifikan memperbaiki kemudahan investasi.

Saat berita ini ditulis, nilai tukar rupiah tercatat berada di level 14.065 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat tipis 0,02% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya. Namun, dalam sebulan penguatannya tercatat mencapai 1,25%.