BI Optimistis Kenaikan Rasio Intermediasi Akan Genjot Kredit Perbankan

Agung Samosir|KATADATA
Bank Indonesia optimistis industri perbankan akan memanfaatkan insentif kenaikan Rasio Intermediasi Makroprudensial.
Penulis: Antara
Editor: Sorta Tobing
1/4/2019, 18.07 WIB

(Baca: Likuiditas Bank Ketat, Rasio LDR Tertinggi Lebih dari 10 Tahun)

Linda mengatakan selain penyaluran kredit kepada masyarakat ataupun korporasi, kenaikan RIM ini juga akan memacu perbankan untuk menyalurkan pembiayaan ke obligasi korporasi. Pembiayaan atau pembelian yang dilakukan bank terhadap obligasi korporasi akan dihitung sebagai kredit.

"Jika ada kendala di kredit, bank bisa salurkan pembiayaannya ke obligasi. Jadi bisa sama-sama memberikan kontribusi ke perekonomian," ujar dia.

(Baca: Kenaikan Rasio Intermediasi Diharapkan Tekan Perang Suku Bunga Bank )

Linda melihat kondisi likuiditas saat ini masih memadai untuk mendorong bank menyalurkan kredit secara agresif. Dia membantah jika upaya bank memacu penyaluran kredit akan membuat likuiditas semakin ketat.

"Kami melihat masih memadai, bukan ketat. Kami ingin bank-bank yang RIM di bawah 80% bisa memacu kreditnya setidaknya mencapai RIM di 84 persen," ujarnya.

Bank Sentral masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan kreditnya di 10-12% pada tahun ini. Pada 2018, menurut data OJK, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 13%.

Halaman: