IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi, Darmin: Kami Masih Optimistis Capai 5,3%

Arief Kamaludin|KATADATA
Menko Perekonomian, Darmin Nasution
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
22/1/2019, 10.27 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan pemerintah masih optimistis mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada 2019 meski pertumbuhan ekonomi dunia tengah dibayangi perlambatan pertumbuhan.  Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,5% pada tahun ini dan 3,6% pada 2020.

Darmin mengatakan pemerintah  berupaya mencapai target pertumbuhan tersebut dengan meningkatkan ekspor dan mendorong investasi. "Kita masih bisa (capai 5,3%),  tentu kalau (ekonomi) global melambat tentu perlu kerja lebih keras," kata Darmin di Jakarta, Senin (21/1) malam.

Menurutnya, pemerintah sedang menyusun strategi ekspor dengan menganalisis beberapa komoditas potensial untuk ditingkatkan ekspornya serta mengidentifikasi sejumlah kendala. Dengan begitu, permintaan dunia yang berkurang bisa diatasi dengan mencari tahu apa saja kebutuhan pasar dan ekspor Indonesia menjadi tepat sasaran.

(Baca: Tumbuh 6,6%, Ekonomi Tiongkok Sentuh Level Terendah dalam 28 Tahun)

Sementara terkait investasi,  menurutnya pemerintah telah memberikan sejumlah kemudahan investasi melalui Online Single Submission (OSS) serta insentif fiskal untuk industri pionir merupakan kebijakan pemerintah yang sudah berjalan. 

"Investasi dampaknya tidak akan cepat, mungkin terasa dalam beberapa tahun," ujar Darmin.

Sebelumnya, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan dunia sebesar 0,2%  dan 0,1% dibanding proyeksi pertumbuhan pada Oktober lalu.  Pemangkasan angka pertumbuhan  itu antara lain dilatari oleh  beberapa indikasi seperti pelemahan ekonomi Eropa dan beberapa negara berkembang, serta kegagalan penyelesaian tensi perang dagang  yang telah memicu  perlambatan ekonomi global menjadi tidak stabil.

“Risiko pertumbuhan global turun ke bawah. Peningkatan ketegangan perdagangan menjadi sumber risiko utama bagi prospek pertumbuhan ekonomi, ”tulis IMF dalam pembaruan laporan World Economic Outlook seperti yang dilansir dari Reuters. 

(Baca: Ekonomi di Tahun Politik: Optimisme Pemerintah vs Lembaga Dunia)

Selain itu, IMF juga menyebut ketidakpastian kebijakan perdagangan yang lebih tinggi dan kekhawatiran akan eskalasi dan pembalasan akan menurunkan investasi bisnis, mengganggu rantai pasokan, dan memperlambat pertumbuhan produktivitas. Prospek tertekan yang dihasilkan untuk profitabilitas perusahaan dapat mengurangi sentimen pasar keuangan dan selanjutnya mengurangi pertumbuhan.

Reporter: Michael Reily