Jokowi Ingatkan APBN 2019 Hanya Untuk Hal yang Strategis

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo
9/4/2018, 18.10 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kontrubusi APBN hanya 15 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Dia pun mengingatkan jajaran kabinetnya agar penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 betul-betul digunakan untuk hal-hal yang penting dan strategis saja.

"Kalau tidak strategis tidak usah," ujarnya saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/4).

Jokowi tidak merinci kegiatan strategis apa yang dimaksud. Dia hanya memberi sinyal bahwa prioritas pemerintah akan diarahkan ke tahap berikutnya yakni investasi besar di sektor Sumber Daya Manusia (SDM). Sebelumnya, selama 3,5 tahun terakhir, pemerintah berfokus untuk membangun infrastruktur.

(Baca: Setelah Infrastruktur, Jokowi Akan Fokus investasi Pengembangan SDM)

Kementerian dan Lembaga (K/L) harus menyiapkan program khusus mengenai pengembangan SDM ini. Jangan sampai tambahan anggaran malah menghasilkan hasil yang minim. Dia memberi contoh Balai Latihan Kerja (BLK) harus memiliki target yang jelas dalam periode waktu tertentu.

Bukan hanya itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) untuk fokus pada penelitian strategis dan prioritas saja. Dengan begitu, fungsi unit Balitbang yang ada, menjadi jelas dari segi tujuan dan hasil.

Presiden menyinggung bahwa anggaran yang diterima Balitbang di seluruh K/L secara keseluruhan mencapai Rp 24,9 triliun. Oleh sebab itu dia memerintahkan angka ini dapat berujung hasil yang jelas. "Misalnya, penelitian untuk (pengembangan) durian sekian miliar, harus jadi," ujar dia.

Jokowi kembaki mengingatkan agar anggaran K/L tidak dibagi-bagi untuk mengejar target prioritas selanjutnya ini. Dia memberikan contoh anggaran pameran yang terbagi di 17 K/L malah membuat pembangunan merk atau brand Indonesia tidak maksimal.

"Bikin stand di Koln, Dubai, Shanghai tapi kecil-kecil, dekat toilet. Buat apa," ujarnya.