Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III hanya sebesar 5,06%. Realisasi tersebut hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dua kuartal sebelumnya yang sebesar 5,01%, dan di bawah prediksi Bank Indonesia (BI) serta pemerintah yang masing-masing sebesar 5,17% dan 5,2%. Penyebab utamanya, konsumsi rumah tangga yang masih lemah.

Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,93% pada kuartal III lalu. Pertumbuhan konsumsi ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya 4,95% dan kuartal III tahun 2016 yang mencapai 5,01%. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, pertumbuhan konsumsi melambat pada kelompok makanan dan minuman selain restauran, pakaian, alas kaki dan jasa perawatan. (Baca juga: BI Prediksi Ekonomi Kuartal III Tak Lagi Stagnan, Tumbuh 5,17%)

"Sedikit melambat untuk makanan dan minuman, alas kaki dan perawatan. Tapi kesehatan dan pendidikan naik. Kalau ditelusuri lebih dalam ada kecenderungan bahwa masyarakat mulai bergeser dari non-leisure ke leisure seperti restauran, hotel, rekreasi dan kebudayaan," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (6/11). (Baca juga: BI Prediksi Ekonomi Kuartal III Tak Lagi Stagnan, Tumbuh 5,17%)

Selain konsumsi rumah tangga, konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) juga tumbuh melambat dari kuartal II sebesar 8,49% menjadi 6,01% pada kuartal III. Namun, indikator ekonomi lainnya mengalami perbaikan alhasil pertumbuhan ekonomi bisa sedikit lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. (Baca juga: Diumumkan Hari Ini, Ekonom Prediksi Ekonomi Kuartal III Tumbuh 5,1%)

Konsumsi pemerintah, misalnya, tumbuh membaik dari kuartal II yang negatif 1,93% menjadi berbalik positif 3,46% pada kuartal III. Pencapaian ini bahkan lebih tinggi dibandingkan kuartal III 2016 yang tumbuh negatif 2,95%.

Suhariyanto menjelaskan, kenaikan ini ditopang oleh belanja bantuan sosial (bansos) yang tumbuh signifikan sebesar 36,88%. Selain itu, belanja barang meningkat 7,59% dan belanja pegawai naik 1,02% ditopang oleh adanya gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS).

Indikator lainnya, investasi swasta yang dihitung sebagai Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 7,11%. Realisasi ini lebih baik dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 5,35%, maupun kuartal III 2017 yang sebesar 4,24%. PTMB merupakan pengeluaran untuk barang modal sebagai investasi, seperti bangunan, jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan.

Sementara itu, kinerja ekspor tumbuh signifikan yaitu 17,27%, lebih baik dibanding kuartal sebelumnya 3,63%. Kemudian, impor tumbuh 15,05%, juga lebih baik dibanding kuartal sebelumnya yang tumbuh 0,55%.

Data Pertumbuhan Ekonomi

 201420152016Q1Q2Realisasi Q3Proyeksi BI-Q3Target APBN-P
Konsumsi Rumah Tangga5,154,855,014,944,954,93 6,014,985,1*
LNPRT12,19-0,626,628,058,496,67
Konsumsi Pemerintah1,165,32-0,152,68-1,933,46 3,24,6
PMTB4,455,014,484,785,357,11 5.385,4
Ekspor-9,77-2,12-1,748,213,3617,26 7,084,8
Impor-12,57-6,41-2,275,120,5515,09 5,163,9
PDB5,015,185,025,015.015,06 5,175,2

Proyeksi Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT 

Sumber: Data BPS (diolah) dan BI