Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi 0,13% pada September. Penyebab utamanya, kenaikan dari kelompok biaya pendidikan, rekreasi dan olahraga. Di sisi lain, bahan makanan tercatat mengalami penurunan harga atau deflasi.
Kepala BPS Suhariyanto merinci, biaya pendidikan, rekreasi, olahraga mengalami inflasi 1,03% dan berkontribusi terhadap inflasi secara keseluruhan sebesar 0,08%. Adapun penyumbang terbesarnya yaitu uang kuliah untuk akademi dan perguruan tinggi.
"Penyebabnya karena ada kenaikan uang kuliah dan sekolah, juga rekreasi. Setelah ini (September), dampak biaya sekolah enggak ada lagi," kata dia saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (2/10).
Rinciannya, sub kelompok pendidikan inflasi sebesar 1,48%; kursus atau pelatihan 0,35%; peralatan pendidikan 0,23%; rekreasi 0,46%; dan olahraga 0,05%. (Baca juga: Daya Saing Indonesia Posisi 36 Dunia, Realisasi Investasi Masih Seret)
Penyumbang inflasi lainnya yakni dari kelompok biaya transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02%. Rinciannya, sub kelompok sarana dan penunjang transportasi inflasi 0,47% dan jasa keuangan 0,01%. Sedangkan transportasi mengalami deflasi 0,01%. Demikian juga komunikasi dan pengiriman deflasi 0,03%.
Kemudian, kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau juga mengalami inflasi sebesar 0,04%. Secara rinci, makanan jadi seperti mie, nasi dan lauk pauk mengalami inflasi 0,35%, lalu kelompok tembakau dan minuman beralkohol inflasi 0,67%. Di sisi lain, minuman yang tidak beralkohol deflasi 0,06%.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar juga mengalami inflasi 0,21%. Rinciannya, sub kelompok biaya tempat tinggal inflasi sebesar 0,17%; bahan bakar, penerangan, dan air 0,08%; perlengkapan rumah tangga 0,29%; dan penyelenggaraan rumah tangga 0,52%.
Selain itu, kelompok sandang mengalami inflasi 0,52%. Hal itu terjadi karena sub sandang laki-laki mengalami inflasi 0,16%; sandang wanita 0,2%; sandang anak-anak 0,27%; barang pribadi dan sandang lainnya 1,3%. Kelompok kesehatan juga mengalami inflasi 0,16%, terdiri atas jasa kesehatan 0,08%; obat-obatan 0,17%; jasa perawatan jasmani 0,18%; serta, perawatan jasmani dan kosmetika 0,22%.
Sedangkan bahan makanan tercatat mengalami deflasi 0,53%. Pendorongnya harga bawang merah yang turun 0,06%; daging ayam ras 0,03%; telur ayam ras, cabai rawit, bawang putih masing-masing 0,02%; bayam, kangkung, dan semangka masing-masing 0,01%. Sedangkan bahan makanan yang mengalami kenaikan harga atau inflasi di antaranya cabai merah 0,03%; beras; ikan segar, pepaya, dan garam masing-masing 0,01%. (Baca juga: Beras Khusus Bebas HET, Pemerintah Segera Sosialisasikan Syaratnya)
Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara tahunan (year on year/yoy) tercatat sebesar 3,72%. Sedangkan inflasi tahun kalender (Januari-September 2017) tercatat sebesar 2,66%.