Indonesia Tetap Diminati Asing meski S&P Tak Naikkan Peringkat

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
24/3/2017, 18.05 WIB

Bank Indonesia tak mempersoalkan keputusan Standard and Poor's Financial Services LLC (S&P) nantinya terhadap peringkat kredit luar negeri Indonesia. Meskipun lembaga pemeringkat internasional tersebut tengah berkunjung dan menganalisa kondisi ekonomi Indonesia. Bahkan, jika keputusannya tidak menaikkan peringkat Indonesia ke level layak investasi (investment grade).

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah sangat positif. Penilaian itu datang dari para investor, yang terlihat dari turunnya imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN). Artinya, investor masih sangat meminati surat utang Indonesia sehingga harganya naik dan imbal hasilnya turun.

(Baca: Darmin: S&P Terlambat 6 Tahun Naikkan Peringkat Indonesia)

Karena itu, S&P sudah selayaknya menaikkan peringkat kredit Indonesia pada Juni mendatang. Sebab, saat ini S&P merupakan satu-satunya lembaga yang masih menempatkan peringkat Indonesia di bawah level investment grade.

Namun, kalau ternyata keputusan S&P tersebut tidak sesuai ekspektasi, Mirza mengaku tidak mempermasalahkannya. Sebab, persepsi investor terhadap perekonomian Indonesia sudah positif. "Yaa... tidak apa-apa (kalau tidak naik)," katanya di Jakarta, Jumat (24/3).

Lebih lanjut, Mirza mengungkapkan, banyak investor besar yang sudah mengirim analisnya ke Indonesia. Hasilnya, surat utang Indonesia tetap diminati oleh investor. Penerbitan SBN pun selalu diminati, bahkan kelebihan permintaan (oversubscribed).

Halaman: