BI Catat Inflasi Pekan Kedua Februari 0,35 Persen

ANTARA FOTO/Wira Suryantala
Aktivitas di Pasar Kreneng, Denpasar, Sabtu (7/1/2017).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
11/2/2017, 07.00 WIB

Memasuki bulan Februari ini, laju inflasi tampaknya masih belum surut. Bank Indonesia (BI) memantau inflasi hingga pekan kedua bulan ini mencapai 0,35 persen. Salah satu pengerek laju inflasi adalah harga cabai yang meningkat karena produksinya menurun.

"Inflasi kami (survei BI) di Februari diperkirakan 0,35 persen," kata Gubernur BI Agus D. W. Martowardojo di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (10/2). (Baca: Pemerintah Optimistis Inflasi Tinggi Tak Akan Berlanjut Tahun Ini)

Ia merinci, inflasi dari komponen harga-harga yang bergejolak (volatile food) berasal dari harga cabai. Harga cabai masih tinggi karena produksinya menurun akibat musim hujan. Sebaliknya, harga bahan pangan yang lain, seperti daging ayam, telur ayam, dan bawang merah, masih mencatatkan penurunan harga (deflasi).

Di sisi lain, komponen inflasi dari harga yang diatur pemerintah (administered prices) pada bulan ini masih dipengaruhi oleh kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Sedangkan kenaikan biaya pengurusan administrasi kendaraan bermotor yang sempat mengerek inflasi pada Januari lalu, bulan ini sudah tidak memberikan pengaruh.

(Baca: Inflasi Januari 2017 Sebesar 0,97 Persen, Tertinggi Sejak 2015)

"(Inflasi) Februari ini kalau dilihat surveinya, dampak kenaikan TDL masih ada dan juga kenaikan dari beberapa volatile food seperti cabai masih ada. Tapi kalau untuk daging dan telur ayam, bawang merah masih dalam kondisi deflasi," ujar Agus.

Halaman: